Banjarmasin (ANTARA) -
Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 di Kalimantan Selatan Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd menyoroti olahraga bersepeda yang kini "booming" menyusul berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) rawan transmisi COVID-19.

"Gowes bersama ini rawan transmisi COVID-19 jika kita tidak waspada yaitu mengabaikan protokol kesehatan," terang dia di Banjarmasin, Senin.

Menurut Syamsul, tidak ada yang salah dalam setiap kegiatan olahraga termasuk bersepeda. Namun kondisi pandemi mengharuskan semua orang wajib beradaptasi untuk mencegah terpapar virus yang tengah mewabah.

Baca juga: Komisaris Pertagas Hadi M Djuraid meninggal saat bersepeda

Apalagi dalam bersepeda, dia melihat lebih banyak dilakukan secara bersama-sama alias komunitas. Sehingga rawan terjadinya penyebaran COVID-19.

Terlebih para pesepeda sebagian atau justru kebanyakan tak mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan menjaga jarak satu sama lain saat berkumpul.

Syamsul menjelaskan, masyarakat harus memahami jika penularan COVID-19 bersifat komunal. Dimana hasil penelitian banyak orang yang terpapar ketika berada di komunitas ataupun tempat keramaian seperti pasar termasuk aktivitas olahraga bersama.

"Makanya sering disebut klaster ketika ada orang terpapar dari sumber atau asal lokasi kegiatan yang sama," beber Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat  Fakultas Kedokteran ULM itu.


.
Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd. (ANTARA/Firman)


Untuk itulah, dia mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan termasuk saat melakukan kegiatan olahraga.

Saran dia, jika olahraga berat yang tak bisa menggunakan masker sebaiknya tetap dilakukan di rumah atau lokasi yang terbatas alias tidak berkumpul banyak orang secara berdekatan.

Baca juga: Gugus tugas: bersepeda jaga jarak 20 meter di tengah pendemi COVID-19

"Karena olahraga berat seperti lari, kalau pakai masker bisa sesak napas. Jadi lakukan di rumah saja dengan treadmill atau alat bantu lainnya," timpalnya.

Terkait sepeda sendiri, menurut Syamsul bisa olahraga ringan dan bisa pula berat tergantung rute dan jarak tempuhnya. Jadi, ketika gowes bersama, tetap patuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan.

"Karena kita tidak tahu siapa yang sedang terjangkit virus atau tidak. Apalagi ada orang tanpa gejala alias tidak menunjukkan dia sedang sakit. Namun bisa menularkan virus corona ke orang lain," pungkasnya.

Baca juga: Ini kata dokter, bersepeda tingkatkan denyut nadi
Baca juga: Bike2Work Indonesia: Jangan ragu gunakan sepeda apapun

Pewarta: Firman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020