London (ANTARA) - Perdana Menteri Boris Johnson akan mengucurkan 3 miliar pound (3,77 miliar dolar AS) ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) untuk mencoba menangkal kebangkitan virus corona.

Inggris adalah negara yang paling parah terkena dampaknya di Eropa oleh COVID-19 dengan jumlah korban tewas dari lebih dari 45.000 orang.

Pemerintah telah menghadapi kritik atas beberapa aspek berbeda dari responsnya terhadap pandemi, termasuk bahwa terlalu lambat untuk memaksakan karantina wilayah dan gagal meningkatkan kapasitas pengujian dengan cukup cepat.

Dalam beberapa minggu terakhir, negara itu telah melonggarkan pembatasan karantina wilayah karena tingkat infeksi telah turun.

Namun, pemerintah mengatakan sekarang harus mulai mempersiapkan potensi puncak kedua dalam kasus COVID-19 selama musim dingin.

"Perdana Menteri jelas mengatakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk berpuas diri, dan kita harus memastikan Layanan Kesehatan Nasional kita siap berperang untuk musim dingin," kata seorang juru bicara menjelang konferensi pers oleh Johnson pada Jumat sore.

Dana tiga miliar pound untuk sistem kesehatan yang didanai negara akan segera tersedia, dan penggunaan rumah sakit swasta dan rumah sakit lapangan sementara akan diizinkan sampai Maret, kata pemerintah.

Total dana tahunan Layanan Kesehatan Nasional di Inggris melebihi 115 miliar pound.

Pendanaan hanya berlaku untuk layanan kesehatan Inggris, dengan kenaikan dana untuk Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara akan ditetapkan kemudian.

Pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas pengujian dan fleksibilitas, meningkatkan persediaan alat-alat pelindung dan, waspada dengan meningkatnya tekanan dari penyakit musiman lainnya, serta meningkatkan program vaksinasi flu tahunan.

Sumber : Reuters
Baca juga: Lebih dari 70 buruh tani di Inggris positif corona
Baca juga: Inggris akan cabut aturan karantina 14 hari untuk pendatang
Baca juga: Inggris luncurkan studi penyebaran virus corona di sekolah

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020