Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berhasil mempertahankan slot orbit satelit milik Indonesia di lembaga internasional untuk radio telekomunikasi (International Telecommunication Union/ITU).

"Saya baru mendapatkan informasi dari ITU yang mengabulkan permintaan kita untuk tetap mempertahankan slot 113 derajat untuk Indonesia menempatkan satelit baru," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate ditemui di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu.

Menurut Johnny, tidak gampang mempertahankan slot orbit 113 derajat Bujur Timur tersebut, sebab slot orbit itu juga dilirik oleh sejumlah negara lain.

Orbit 113 derajat Bujur Timur ini rencananya akan diisi oleh satelit Nusantara Dua yang diluncurkan oleh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama mitranya yakni Indosat Ooredoo dan Kominfo. Satelit itu meluncur pada April namun gagal mengorbit di angkasa.

Satelit Nusantara Dua merupakan pengganti satelit Palapa-D yang selama ini digunakan untuk kepentingan penyiaran di Indonesia.

"Tetapi satelit Palapa-D ini akan segera berakhir di bulan Agustus. Sehingga perlu diganti. Satelit penggantinya ini disebut Satelit Nusantara Dua yang diluncurkan beberapa bulan yang lalu tetapi gagal mencapai orbit, sehingga sekarang kosong," kata Johnny.

Baca juga: Soal blokir TikTok, Menkominfo pegang teguh arah kebijakan negara

Baca juga: Menkominfo terima kunjungan Dubes Qatar, buka peluang investasi TIK


Namun, dikarenakan Indosat Ooredoo memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis satelit, Johnny mengatakan bahwa saat ini Kominfo harus mencari penyedia layanan satelit.

"Tentu habis ini kita akan bicarakan supaya mengisi satelitnya sesuai jadwal sampai dengan 2024 untuk berbagai kepentingan, yang secara khusus untuk kepentingan telekomunikasi," ujar Johnny.

Satelit Nusantara Dua diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, China. Proses peluncuran berjalan dengan lancar, namun sayangnya kendala terjadi saat masuk ke stage ketiga.

Dari dua roket yang ada di pesawat ulang-alik, salah satunya tidak menyala sehingga pesawat tidak memiliki cukup kecepatan untuk mencapai orbit di slot orbit 113 derajat Bujur Timur.

Pesawat itu kemudian jatuh ke laut dan tidak bisa diselamatkan sehingga satelit hilang. PSN memastikan satelit tersebut sudah diasuransikan penuh.

Baca juga: Perlindungan data pribadi sangat penting di era disrupsi digital

Baca juga: Kominfo berencana pasang mesin untuk blokir situs judi

Baca juga: Transformasi digital, resep "startup" bertahan saat pandemi

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020