Bantul pertama memulai
Bantul (ANTARA) - Tes usap atau real time polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk penegakan diagnosa COVID-19 secara massal yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten, Daerah Istimewa Yogyakarta bagi para pelaku perjalanan tidak menemukan hasil konfirmasi positif terinfeksi virus corona baru itu.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa di Bantul, Rabu, mengatakan, tes swab (tes usap) massal dengan sasaran pelaku perjalanan dari wilayah transmisi lokal luar DIY yang masuk wilayah Bantul telah dilaksanakan dalam dua gelombang.

Dia mengatakan, swab massal gelombang pertama pada 23 dan 24 Juni 2020 dengan target sebanyak 100 orang, namun tercapai 45 orang semuanya menunjukkan hasil negatif.

"Sementara gelombang dua pada 25 dan 26 Juni 2020 dengan target 100 orang, dengan cakupan 49 orang hasil swab semuanya negatif," kata Sri Wahyu yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul.

Dia mengatakan, sedangkan dari pelaksanaan rapid test yang menyasar pada pelaku perdagangan di pasar-pasar tradisional dalam sepekan terakhir mendapati 12 orang reaktif, namun setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan atau tes usap tenggorokan tidak ditemukan hasil positif.

Baca juga: Dinkes Bantul rekomendasikan pembatasan peserta dalam kampanye Pilkada

Baca juga: Dinkes: 80 persen pasien positif COVID-19 di Bantul tidak bergejala


"Hasil dari skrining tes pertama di Pasar Bantul pada 24 dan 25 Juni targetnya 700 orang, namun cakupan 465 orang dengan hasil reaktif rapid 12 orang, setelah dites swab sembilan orang negatif, sedangkan tiga orang masih belum keluar hasil," katanya.

Juru Bicara Gugus Tugas juga mengatakan, untuk rapid test di Pasar Janten Kasihan pada 26 Juni dengan target 56 orang, dan tercapai 36 orang menunjukkan hasil reaktif satu orang dan belum ada hasil dari pemeriksaan swab.

"Kemudian di Pasar Ngipik pada 29 Juni, targetnya 162 orang, cakupan 98 orang dengan hasil reaktif satu orang, dan belum ada hasil swab," kata pria yang akrab disapa dokter Oky ini.

Sementara itu, Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja sebelumnya mengatakan, test swab massal bagi pelaku perjalanan yang bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta itu merupakan yang pertama di DIY dan diharapkan bisa diikuti daerah lain.

"Ini merupakan pionir dari DIY, Bantul pertama memulai, karena kita ingin segera mengetahui bahwa masyarakat yang ada di Bantul apakah terkonfirmasi COVID-19 atau tidak, dan dengan swab massal kita bisa langsung tahu masih ada potensi penularan di masyarakat atau tidak," katanya.

Baca juga: 100 tenaga kesehatan di Bantul segera jalani tes usap COVID-19

Baca juga: Dinkes sebut kasus COVID-19 di Bantul pada kurva menuju puncak

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020