Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami
Jakarta (ANTARA) - Gempa tektonik dengan magnitudo 5,2 mengguncang Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua pada Rabu pukul 08.06 WIB, yang berpusat di darat pada jarak 59 kilometer arah timur laut Kota Tanah Merah pada kedalaman 10 kilometer.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu mengatakan, setelah diperbarui paremeter gempa menjadi magnitudo 5,1.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,46 lintang selatan dan 140.80 bujur timur.

Dia mengatakan, dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblique naik (oblique-thurst fault).

Guncangan gempa dirasakan di daerah Oksibil pada III Modified Mercalli Intensity (MMI) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. 

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Hingga saat ini berdasarkan hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Terkait gempa tersebut, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa serta memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, demikian Rahmat Triyono.
​​​​​​​

Baca juga: Gempa 5,1 SR kembali guncang Boven Digoel

Baca juga: Puskesmas dan masjid di Papua rusak akibat gempa

Baca juga: Penanganan dampak gempa Boven Digoel terkendala medan

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020