Pabriknya hanya ada di beberapa tempat tertentu saja di Indonesia, sehingga produk itu harus didistribusikan ke lokasi-lokasi budi daya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melatih warga membuat pakan ikan mandiri guna menyiasati harga pakan, yang tinggi dan mendominasi beban biaya produksi budi daya perikanan.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, mengungkapkan pakan merupakan komponen penting dalam budi daya perikanan, karena sekitar 60-70 persen dari kebutuhan usaha budi daya dialokasikan untuk pakan.

Kendati demikian, menurut dia, terbatasnya produsen pakan saat ini mengakibatkan tingginya harga pakan di pasar.

"Pabriknya hanya ada di beberapa tempat tertentu saja di Indonesia, sehingga produk itu harus didistribusikan ke lokasi-lokasi budi daya. Hal ini tentu saja berdampak pada harganya karena ada biaya transportasi yang cukup mahal," jelasnya.

Baca juga: KKP tertibkan penggunaan pakan-obat untuk budidaya ikan

Untuk itu, KKP mendorong masyarakat untuk membuat pakan mandiri untuk menekan biaya pakan yang dibutuhkan untuk usaha budi daya di sekitarnya.

KKP melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) telah menyelenggarakan pelatihan pembuatan pakan ikan secara daring pada Kamis (11/6/2020).

Tercatat, 2.501 peserta dari 33 provinsi di Indonesia mengikuti pelatihan, yang datang dari latar belakang profesi yang beragam di antaranya penyuluh perikanan, aparatur negara, mahasiswa, guru, dosen, karyawan swasta, buruh, ibu rumah tangga, pencari kerja, tenaga medis, hingga TNI/Polri.

Melalui pelatihan pembuatan pakan ini, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal selaku fasilitator pelatihan memberikan materi cara pembuatan pakan dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar masyarakat.

Hasilnya, pakan yang dihasilkan memiliki beberapa keunggulan, salah satunya yaitu harga yang relatif lebih murah sehingga bisa menghemat biaya pakan hingga 50 persen.

Selain itu, pakan mandiri ini juga dinilai memiliki keunggulan dalam kecernaannya yang cukup tinggi, sehingga dengan begitu, waktu pertumbuhan ikan tak jauh berbeda dibanding bila menggunakan pakan produksi pabrik.

Sjarief menyampaikan bahwa produksi pakan masih memiliki potensi yang sangat besar. Pasalnya, perikanan budi daya akan berkembang dalam lima tahun mendatang.

"Luas area budi daya Indonesia itu hampir dua juta hektare sedangkan yang sudah terkelola baik sampai saat ini baru 400.000 hektare. Artinya, masih banyak area budi daya kita yang belum dioptimalkan. Ini menjadi peluang bagi kita," ucapnya

Ia juga mengutarakan harapannya agar pelatihan pembuatan pakan ini bisa melahirkan pengusaha-pengusaha ikan mandiri sehingga kebutuhan pakan masyarakat bisa terpenuhi.

Baca juga: KKP distribusikan 136 ton bantuan pakan ikan ke pembudi daya
Baca juga: Harga pakan ikan batal naik, KKP: Bagian dari intervensi pemerintah

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020