Jakarta (ANTARA) -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mulai menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan dan Jambi.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Basar Manullang mengatakan bahwa pihaknya menggunakan pesawat Cassa C 212 milik TNI AU untuk menyebarkan 1,6 juta ton garam guna mencegah terjadinya karhutla sejak dini.

“Jika dilihat dari jumlah hotspot dan kejadian karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi memang sedikit, namun sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C 212 ke Palembang,” jelas Basar.

Sebelumnya, selama dua minggu terakhir di Riau, KLHK telah melakukan TMC di lahan seluas 44,1 juta m3. Hasilnya, volume hujan naik dan membuat gambut menjadi basah sehingga mengurangi potensi terjadinya karhutla.

Sementara itu, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Sumatera Selatan menyampaikan, pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli karhutla dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara," ujarnya.

Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1  Januari – 3 Juni 2020) sebanyak 826 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.364 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 538 titik / 39,44 %).

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020