Jakarta (ANTARA) - Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar kembali tes cepat (rapid test) dan tes swab COVID-19 secara massal di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.

Tes COVID-19 itu sesuai dengan instruksi dari Kepala BIN Jenderal Polisi (Purnawirawan) Budi Gunawan karena menilai di Surabaya masih banyak warga di wilayah zona merah itu belum melakukan pemeriksaan COVID-19.

"Karena Surabaya itu penyebaran COVID-nya persentasenya 50 persen dari jumlah penderita COVID-19 yang ada di Jawa Timur," kata Kepala BIN Daerah (Kabinda) Jawa Timur Brigadir Jenderal TNI Mochamad Syafei Kasno dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Pimpinan BIN, lanjut dia, melihat Surabaya perlu menjadi prioritas penanganan untuk memutus rantai COVID-19.

Baca juga: Seorang pengguna KRL terindikasi terpapar corona dalam tes massal

Brigjen TNI M. Syafei mengatakan bahwa tes massal COVID-19 pada hari Minggu di Jalan Gresik PPI dan Jalan Manukan, Terminal Manukan.

Sebelumnya, BIN juga telah menggelar rapid test massal di sejumlah lokasi kota itu sejak hari Jumat (29/5).

Selain menggelar rapid test, BIN juga memberikan bantuan ribuan alat kesehatan untuk Pemkot Surabaya. Adapun tujuannya untuk membantu penanganan COVID-19 di Surabaya agar lebih cepat dan tepat.

Dengan tes ini, dia berharap pemkot setempat segera melokalisasi penderita COVID-19 yang dinyatakan positif, kemudian mengisolasi serta menangani kesehatan warganya agar tidak menyebarkan COVID-19 ke wilayah lain di Indonesia.

"Kegiatan ini dilaksanakan oleh BIN adalah kegiatan kemanusiaan yang dalam program memutus rantai penularan COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini BIN bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota," kata Syafei menjelaskan.

Pada hari Minggu, BIN menyediakan kurang lebih 2.000 sampai 3.000 alat rapid test. Jumlah itu, menurut Syafei, lebih banyak daripada sebelumnya.

Dalam rapid test massal itu, dari sekitar 2.000 alat rapid test, masing-masing lokasi mendapat setengahnya atau sekitar 1.000 alat rapid test.

Baca juga: BIN tambah mobil lab dan lokasi "rapid test" di Surabaya

Selain itu, BIN juga menyediakan laboratorium PCR bergerak (mobile lab PCR) di masing-masing titik lokasi rapid test yang mampu melakukan pengetesan 300 sampel dalam 2,5 jam. Laboratorium PCR bergerak itu hanya untuk warga yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif.

Ia menjelaskan bahwa kemampuan alat dari BIN ini mampu melaksanakan tes cepat dengan peralatan medis yang mendukung di dua titik.

"Untuk sementara, cukup menampung, terutama daerah zona merah untuk melaksanakan rapid test sehingga kapasitasnya diperbanyak, sehari satu tempat bisa 1.000 orang, jadi dua tempat bisa 2.000 orang," katanya.

Sementara itu, Head of Medical Intelligence Sri Wulandari, salah satu dokter yang menangani rapid test COVID-19, menyampaikan perkembangan hasil rapid test sementara sejak pukul 07.00 sampai 14.00 WIB.

Di lokasi pertama rapid test di Jalan Gresik PPI, ada sebanyak 510 warga yang mengikuti rapid test COVID-19. Dari jumlah itu, 48 orang hasilnya dinyatakan reaktif.

Sementara itu, di lokasi kedua di Terminal Manukan, sebanyak 736 warga telah mengikuti rapid test. Dari jumlah itu, 105 orang hasilnya dinyatakan reaktif.

Baca juga: Terkait mobil PCR, Gugus Tugas Jatim sebut ada miskomunikasi

Mereka yang reaktif diminta menjalani PCR test atau swab test di mobile lab PCR untuk memastikan apakah positif atau negatif COVID-19.

BIN sendiri menyediakan mobile lab PCR di masing-masing lokasi rapid test untuk melakukan swab test. Mobile lab PCR itu memiliki kemampuan pemeriksaan 300 sampel dalam satu hari dan hasilnya dapat keluar dalam 2,5 jam.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020