BPBD Lebak mengimbau masyarakat agar tidak mendekati pesisir pantai selatan karena gelombang cukup tinggi hingga menimbulkan banjir rob.
Lebak (ANTARA) - Belasan bangunan terdiri dari rumah, warung dan gazebo di pesisir Pantai Selatan Kabupaten Lebak, Banten, rusak akibat banjir rob setelah diterjang gelombang hingga ketinggian mencapai empat meter.

"Beruntung, cuaca buruk itu tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis.

BPBD Lebak mengimbau masyarakat agar tidak mendekati pesisir pantai selatan karena gelombang cukup tinggi hingga menimbulkan banjir rob.

Selain itu juga warga yang memiliki rumah dan warung yang lokasinya sekitar pantai selatan agar mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa cuaca buruk akan melanda Perairan laut Jawa hingga diprakirakan akhir Mei 2020.
Baca juga: BPBD Tangerang evakuasi warga korban banjir
Baca juga: ACT bangun hunian korban banjir bandang Lebak


"Kami minta warga tidak mendekati pesisir pantai selatan untuk menghindari kecelakaan laut," katanya.

Ia mengatakan, cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi meliputi Pantai Binuangeun, Panggarangan, Sukamaju, Bagedur, Cihara, Bayah, Pulau Manuk, Sawarna dan Tanjung Panto dngan ketinggian 2,5 hingga 4,0 meter.

Cuaca buruk tersebut sangat membahayakan karena bisa menimbulkan kecelakaan,terlebih nelayan perahu kecil.

"Kami minta nelayan tradisional agar tidak melaut dulu sehubungan gelombang tinggi disertai angin kencang," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lebak Yeni Mulyani mengatakan saat ini belasan bangunan rumah, warung dan gazebo di pantai selatan tepatnya di Pantai Bagedur rusak diterjang banjir rob.

"Cuaca buruk itu terjadi sejak kemarin dan hingga kini gelimbang cukup tinggi disertai angin kencang," katanya.
Baca juga: Hujan lebat sebabkan banjir di 13 titik di Kota Tangerang
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020