Lagian khawatir tertular COVID-19. Biarlah dulu, tidak usah pulang ke rumah orang tua
Medan (ANTARA) - Sebagian besar ruas jalan di Kota Medan, khususnya kawasan pusat angkutan massal di Jalan Sisingamangaraja terlihat sepi, Sabtu (23/5) malam, dampak larangan mudik Lebaran 2020 .

Kawasan itu semakin sepi karena pemerintah melakukan penutupan jalan dan dengan petugas berjaga mengawasi situasi untuk menghindari warga mudik Lebaran.

Pantauan di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sabtu (23/5) malam, lalu lintas tidak ramai atau padat seperti malam Idul Fitri tahun lalu.

Padahal, kawasan itu merupakan kawasan perusahaan taksi, bus antarkota/kabupaten dan provinsi.

"Larangan mudik membuat calon penumpang tidak ada. Apalagi pengawasan oleh Dishub (Dinas Perhubungan) ketat, jadi ginilah, tidak beroperasi," ujar salah seorang pengurus bus mini rute Medan-Padangsidempuan di Jalan Sisingamangaraja, Medan.

Baca juga: Kakorlantas apresiasi masyarakat tak mudik dan tak takbir keliling

Pria yang enggan disebut identitasnya itu, menyebutkan pekan lalu, penumpang masih ada, walau tidak banyak sehingga armada tetap beroperasi walau tidak seluruhnya.

"Menjelang Lebaran, armada kami fokus pada pengiriman barang. Lumayan banyak dari Medan ke Padangsidempuan dan sebaliknya," katanya.

Salah satu warga Padangsidempuan, Wati, mengaku tidak mudik ke Padangsidempuan karena khawatir dikarantina sampai kampungnya atau malah sulit kembali ke Medan.

"Milih tidak mudik juga karena libur kerja hanya dua hari. Rabu depan udah masuk. capailah," kata perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Medan itu.

Seorang warga Medan yang bekerja di Padangsidempuan, V. Pratama, mengaku tidak mudik Lebaran karena ada larangan pemerintah dan ditegaskan di perusahaannya.

"Lagian khawatir tertular COVID-19. Biarlah dulu, tidak usah pulang ke rumah orang tua," katanya.

Baca juga: Kapolda Sumut sebut 800 kendaraan pemudik harus putar balik
Baca juga: Penularan COVID-19 terjadi bersamaan dengan pergerakan manusia

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020