Ketidakpuasan, kekecewaan dan rasa ketidakadilan perlahan menimbulkan kebencian, ketidakpercayaan.....
Palu (ANTARA) - Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah (Sulteng), di Palu, Kamis, menilai komunikasi yang intensif antara pemerintah dan rakyat dapat berfungsi untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya radikalisme.

"Ketidakpuasan, kekecewaan dan rasa ketidakadilan perlahan menimbulkan kebencian, ketidakpercayaan (untrust) dan akhirnya pembangkangan (civil disobedience). Bila ini berhadapan antara rakyat dengan pemerintah, maka selalu diawali dengan perasaan antipati pada individu aparatur, kemudian pemerintah dan akhirnya negara. Karena itu, solusinya antara lain, memperkuat kualitas komunikasi pemerintah dengan masyarakat," ujar Ketua FKPT Sulteng Dr Nur Sangadji.

Pernyataan FKPT Sulteng terkait dengan hasil rapat koordinasi Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar bersama 32 FKPT se-Indonesia yang berlangsung pada Selasa (19/5).
Baca juga: Pengamat: Waspadai ancaman keamanan di tengah pandemi COVID-19


Dalam rapat koordinasi itu, Boy Rafli Amar mengingatkan kepada FKPT agar mencegah ancaman terorisme di tengah adanya penyebaran COVID-19.

Berkaitan dengan itu, Ketua FKPT Sulteng Dr Nur Sangadji yang juga akademisi Universitas Tadulako menilai, FKPT dapat melakukan dua hal terkait dengan pesan dari Kepala BNPT, yaitu, pertama, FKPT dapat berperan mendorong dan mendukung kerja-kerja profesional pemerintah agar rakyat tahu duduk kesulitan yang dialami pemerintah.

"Terbangun saling paham dan kekompakan serta kebersamaan dalam menghadapi masalah bersama," ujar Nur Sangadji.

Kedua, ikut serta membangun komunikasi dan pemberdayaan pemuda, pelajar dan mahasiswa. Inilah kelompok umur yang paling rentan terpapar radikalisme dan terorisme serta isme-isme yang lain, katanya lagi.

Pada masa daurat COVID 19 ini, FKPT Sulteng lewat Dr Nur Sangadji menilai, kelompok-kelompok muda kondisinya makin urgen mendapat perhatian. Karena itu, teknologi komunikasi dan informasi bisa dimanfaatkan untuk terus merawat hubungan pembinaan dan pemberdayaan kepada kaum muda tersebut.

"Fasilitas seperti webinar menjadi perilaku normal baru untuk tujuan ini. Sangat efektif di era social distance. Organisasi pemuda dan mahasiswa saat ini sangat aktif dalam pemanfaatan teknologi ini. Saya sudah berkali-kali memberikan seminar, bahkan kuliah, bukan saja kepada mahasiswa tapi juga kelompok organisasi pemuda yang menggagasnya. Ini peluang yang sangat baik. Semoga kita bisa keluar dari kepungan wabah COVID-19, juga terhindar dari paham radikal dan terorisme lantaran satu hati rakyat dan pemerintahnya. Agar lahirlah negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," katanya pula.
Baca juga: BNPT dan LPSK bahas PP Perlindungan Korban Terorisme


FKPT Sulteng juga mendorong pemerintah bekerja dengan baik dan benar (good governance), peduli, responsif dan bertanggung jawab.

"Ini cara paling jitu untuk mencegah gerakan apa saja yang buruk terhadap negara, termasuk radikalisme dan terorisme," ujar dia pula.

Karena itulah, resepnya bagaimana rakyat bangkit bersatu dengan pemerintah untuk wujudkan agenda pembangunan, sesuai dengan satu dari sekian banyak substansi kebangkitan nasional yang diperingati setiap 20 Mei, katanya lagi.
Baca juga: Polda Sultra imbau masyarakat mewaspadai ancaman terorisme

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020