Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp20 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total penawaran masuk Rp73,3 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan hasil lelang tersebut memenuhi target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun.

Untuk seri SPN12200814, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,489 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 14 Agustus 2020 ini mencapai Rp0,92 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,45 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 3,7 persen.

Untuk seri SPN12210429, jumlah nominal yang dimenangkan sama dengan nilai penawaran yang masuk yaitu mencapai Rp0,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,86667 persen.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang jatuh tempo pada 29 April 2021 serta mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,75 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,0 persen.

Baca juga: Peneliti CSIS: Surat utang jadi opsi jika stimulus tidak cukup

Untuk seri FR0081, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp9,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,4829 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2025 ini mencapai Rp29,8 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 7,37 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,5 persen.

Untuk seri FR0082, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,07368 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2030 ini mencapai Rp30,41 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 8,0 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,0 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,28463 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp5,02 triliun.

Baca juga: BI percepat peraturan pelaksana pembelian SUN/SBN di pasar perdana

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 8,17 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,25 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,31748 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp4,02 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 8,21 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,4 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,37802 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp3,4 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 8,24 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,5 persen.

Pada saat yang sama, pemerintah juga menerbitkan dua seri SUN dengan cara Private Placement senilai Rp800 miliar untuk dua seri yaitu FR0067 sebesar Rp300 miliar dan FR0073 sebesar Rp500 miliar.

Selain itu, pemerintah menetapkan hasil lelang dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara senilai Rp6,17 triliun juga dengan cara Private Placement untuk dua seri yaitu PBS022 sebesar Rp2,5 triliun dan PBS0023 senilai Rp3,67 triliun.

Baca juga: Pemerintah akan terbitkan SBN Rp697,3 triliun hingga akhir 2020

 

Penerjemah: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020