Jakarta (ANTARA) - Bulan Ramadhan, salah satu keutamaannya, dari begitu banyak keutamaan yang ada, adalah menambah ibadah sedekah dengan kuantitas lebih banyak ketimbang bulan lainnya.

Itulah yang dilakukan dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW saat menjalani Ramadhan, yakni meningkatkan kedermawanannya karena pada bulan suci ini, Allah SWT begitu luas membuka pintu untuk meraih pahala dan kemuliaan.

Rujukan mengenai keutamaan sedekah di bulan Ramadhan yang sering dikutip, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa, "Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui malaikat Jibril untuk membacakan padanya Al Quran. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al Quran. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus".

Itu sebabnya Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Khusus di bulan Ramadhan, amaliyah ini menjadi lebih dianjurkan lagi.

Pada Ramadhan 1441 Hijriah atau 2020 Masehi ini, ada kondisi khusus, yakni terjadinya pandemi global virus corona jenis baru penyebab COVID-19.

Pada masa "normal" sebelum pandemi COVID-19 terjadi, barangkali makna sedekah lebih tampak dalam wajah kegiatan seperti bersedekah memberikan makanan untuk berbuka atau sahur, yang saat wabah virus mematikan juga tetap dilakukan.

Tapi, adakah wujud lain bernilai sedekah yang juga tetap mulia di saat pandemi saat ini?

Jawabannya, tentu ada. Salah satunya adalah bersedekah dalam bentuk memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) bagi semua tenaga kesehatan, dokter, perawat dan pendukung lainnya, yang kini menjadi garda terdepan menangani masyarakat yang terpapar COVID-19.

Hingga saat ini pun, kebutuhan APD bagi tenaga kesehatan, tidak henti-hentinya disuarakan. Bila merujuk media sosial, khususnya pada lini masa Twitter, rumah sakit (RS), puskesmas, klinik kesehatan, amat mudah diketahui bagaimana para tenaga kesehatan itu melaporkan ketiadaan APD, menipis dan bahkan stoknya kosong.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng Mohammad Faqih dalam satu kesempatan menyatakan bahwa setelah rapat dengan IDI wilayah, pihaknya mendapat laporan rekannya yang hampir semuanya praktik di rumah sakit mengeluhkan kekurangan APD.

Konsekuensinya, akibat kondisi tersebut, jas hujan pun dimodifikasi para tenaga kesehatan dan kantong plastik sampah diubah menjadi APD.


Bantuan prioritas

Melihat kondisi kekurangan APD bagi tenaga kesehatan itu, Bakti Sosial Djarum Foundation tergerak untuk ikut membantu.

Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Rudy Djauhari menjelaskan pihaknya pada saat Ramadhan ini melanjutkan program donasi yang dijalankan dalam penanganan COVID-19 dengan memberikan bantuan APD kepada pihak RS di berbagai daerah.

Setelah sebelumnya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kudus, Jateng, mendistribusikan perlengkapan APD ke sejumlah RS, di antaranya RS Aisiyah, RS Sunan Kudus, RSUD Loekmono Hadi dan RS Mardi Rahayu Kudus, kegiatan itu dilanjutkan pada Selasa (28/4) ke RS-RS di Jawa Timur untuk memasok APD guna penanganan pasien virus mematikan itu.

Sebanyak 300 helai baju coverall bagi para tenaga medis agar bisa merasa terlindungi ketika menangani para pasien dipasok ke tiga RS, yakni RS Baladhika dan RSUD Dr Soebandi di Jember serta RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Selain itu, juga dijalin kerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (Undip) menyerahkan bantuan ke RSUP Dr Kariadi Semarang, RS Nasional Diponegoro dan RS Elizabeth Semarang.

Kemudian, pihaknya juga memberikan bantuan ke sejumlah RS yang berada di Ibu Kota DKI Jakarta.

"Yang saat ini sangat dibutuhkan adalah baju coverall, masker dan vitamin bagi para tenaga medis. Mereka harus menjadi prioritas karena mempunyai tanggung jawab besar terhadap para pasien. Namun, harus menjaga agar terhindar dari transmisi virus itu sendiri. Dokter dan perawat juga harus mendapatkan alat kesehatan yang memadai," kata Rudy Djauhari.

Hingga saat ini, total bantuan APD yang sudah disumbangkan pihaknya, yakni sebanyak 2.000 baju coverall dan 22 ribu kelengkapan APD lainnya yang meliputi kacamata goggle, dental protective face, masker N95, masker bedah, sepatu boot, sarung tangan, penutup kepala, vitamin C dan Virus Transportation Media (VTM).

Program Associate Bakti Sosial Djarum Foundation Legowo Kadri menambahkan pemberian bantuan diharapkan membuat para tenaga medis dapat bekerja optimal dalam menyembuhkan dan juga memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia


Butuh tiga juta

Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas laporan Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi dari Istana Bogor, Jawa Barat, akhir Maret 2020, menyebut bahwa kebutuhan APD bagi tenaga kesehatan, hingga kebutuhan sampai bulan Mei adalah sekurangnya 3 juta.

"Dari laporan yang saya terima, saat ini stok APD makin terbatas. Dan perhitungan menunjukkan bahwa kita membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei. Karena itu saya minta dilakukan percepatan pengadaan untuk APD," kata Presiden.

Menurut Jokowi, selain APD, pengadaan obat dan alat kesehatan juga menjadi prioritas.

Karena itu, Kepala Negara meminta ketersediaan alat kesehatan, obat dan APD harus menjadi prioritas bagi pihak yang paling membutuhkan, yakni dokter dan tenaga kesehatan secara keseluruhan.

Pemerintah sendiri telah mendistribusi APD mulai 23 Maret 2020 dengan jumlah total sebanyak 165 ribu APD dan akan terus ditambah sesuai kebutuhan yang terus meningkat.
,

RSUD Dr Soebandi Jember, Jawa Timur, Selasa (28/4/2020) menerima bantuan APD bagi tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 dari perwakilani Program Bakti Sosial Djarum Foundation. (FOTO ANTARA/HO-Program Bakti Sosial Djarum Foundation)

Pihak RS sendiri memberikan apresiasi atas bantuan APD dari berbagai pihak itu.

Direktur Medis dan Keperawatan RS Mardi Rahayu Kudus dr Yuniarti Bodro Murwati menyatakan kebutuhan APD bagi tenaga kesehatan merupakan hal yang mendesak mengingat jumlah penderita COVID-19 di Indonesia yang semakin bertambah setiap harinya.

Karena itu, diperlukan APD berkualitas tinggi demi menghindari kemungkinan tenaga kesehatan yang terpapar virus ini, seperti yang dibantu melalui Bakti Sosial Djarum Foundation itu.

"APD, khususnya baju coverall ini sangat aman karena rapat hingga ke leher dan tidak tembus air. Selain itu bahannya sangat nyaman sehingga memudahkan kami dalam bergerak," katanya.

Yang paling utama, APD ini bisa dicuci hingga 10 kali dan masa pakainya bisa lebih lama sehingga pihaknya memilih pemakaian APD ini untuk tenaga kesehatan di ruang isolasi khusus yang memang kontak langsung dengan pasien COVID-19.

Kepala Logistik Tugas Depan COVID-19 RS Elizabeth Semarang dr Mario Vianney juga mengapresiasi kualitas APD yang berstandar baik sehingga bisa merawat pasien dengan lebih aman dan percaya diri.

Jika para tenaga kesehatan mulai merasa aman dan nyaman menggunakan APD yang sesuai peruntukannya, maka di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, agaknya wujud sedekah juga bisa diwujudkan dalam bentuk bantuan APD di masa pandemi saat ini, karena semua fasilitas kesehatan sedang membutuhkannya.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020