Ini akan menghancurkan ekonomi Pasifik. Baik itu bantuan, perdagangan, migrasi atau pariwisata, semua negara itu bergantung pada negara-negara besar seperti Australia dan China untuk rantai pasokan mereka
Sydney (ANTARA) - Negara kepulauan Pasifik Selatan Vanuatu yang belum mengonfirmasi kasus virus corona melarang perjalanan ke dan dari negara mana pun dengan lebih dari 100 kasus COVID-19.

Pemungutan suara untuk pemilihan umum akan dilaksanakan pada Kamis.

Pembatasan baru akan mencakup larangan bepergian dari Australia yang memiliki hampir 500 kasus virus corona, kata seorang pejabat dari gugus tugas nasional virus corona kepada Reuters.

Vanuatu, yang memiliki populasi 300.000 orang, akan mengadakan pemilihan umum pada 19 Maret.

Komisi pemilihan mendorong masyarakat untuk berdiri terpisah sepanjang dua meter saat mencoblos dan menggunakan cairan pembersih tangan di tempat pemungutan suara.

"Banyak orang menantikan pemilihan dan saya tidak berpikir COVID-19 akan menjadi masalah," kata Russel Tamata, petugas komunikasi untuk satuan tugas Vanuatu.

Imbauan yang diharapkan akan dirilis pada hari Rabu akan memperingatkan warga negara Vanuatu untuk tidak melakukan perjalanan, atau transit melalui, daftar negara dengan 100 kasus COVID-19 atau lebih, kata Tamata.

Penerbangan internasional tidak akan dihentikan, tetapi penumpang yang tiba harus menunjukkan izin medis yang membuktikan bahwa mereka telah menjalani karantina selama 14 hari sebelum tiba di Vanuatu.

Beberapa negara kepulauan Pasifik Selatan telah membatasi penerbangan dan melarang kapal pesiar selama 60 hari, mengurangi pendapatan pariwisata penting di kawasan itu, setelah enam kasus COVID-19 dikonfirmasi di pulau-pulau Pasifik.

"Ini akan menghancurkan ekonomi Pasifik. Baik itu bantuan, perdagangan, migrasi atau pariwisata, semua negara itu bergantung pada negara-negara besar seperti Australia dan China untuk rantai pasokan mereka," kata Jonathan Pryke, direktur program kepulauan pasitik di Institut Lowy yang berbasis di Australia.

"Mereka melakukan isolasi. Masuk akal mengingat kerapuhan sistem kesehatan mereka."

Wilayah Pasifik telah mencatat tiga kasus virus corona di Polinesia Prancis dan tiga di Guam - meskipun sebagian besar negara pulau tidak dapat melakukan penyaringan  terhadap virus di darat yang berpotensi menutupi penyebarannya.

Surat kabar Post Courier di Papua Nugini mengatakan menteri kesehatan telah mengonfirmasi seorang pria dengan riwayat perjalanan ke Eropa sedang diuji kemungkinan terjangkit COVID-19 setelah mengalami demam.

Vanuatu mengirim sampel uji COVID-19 ke laboratorium di luar negeri dan menerima hasilnya tujuh hari kemudian.

Negara pulau itu mengharapkan untuk melakukan tes pertama di darat dalam beberapa minggu, kata Posikai Samuel Tapo, direktur untuk layanan keamanan kesehatan Vanuatu.

Sumber : Reuters

Baca juga: Negara Pasifik gunakan taktik benteng pulau perangi penyebaran virus
Baca juga: Dunia bersiap hadapi pandemi virus corona dan perkiraan resesi global

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020