Saya lagi jajaki dengan Jepang, kalau masker itu diproduksi di Jepang terlalu mahal menurut saya. Lebih baik Jepang yang memproduksi masker di Indonesia, itu yang saya mau coba
Jakarta (ANTARA) - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengatakan pihaknya akan melakukan penjajakan kemitraan dengan produsen masker di Jepang untuk bisa memproduksi perlengkapan kesehatan itu di Indonesia.

"Saya lagi jajaki dengan Jepang, kalau masker itu diproduksi di Jepang terlalu mahal menurut saya. Lebih baik Jepang yang memproduksi masker di Indonesia, itu yang saya mau coba," ujar Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo di Jakarta, Jumat.

Eko mengatakan jika negara tersebut memproduksi masker di Indonesia, negara tersebut dapat membeli masker dari Indonesia secara murah dan Indonesia pun memiliki stok masker yang mencukupi.

Saat ini RNI berjuang keras mencari dan mengupayakan bahan baku lapisan dalam masker, agar produksi masker di dalam negeri bisa berjalan kembali.

"Saya lagi berusaha, masa di seluruh dunia bahan baku masker tidak ada. Saya perintahkan bagaimana pun caranya, cari (bahan baku) itu," kata Dirut RNI tersebut.

Sebelumnya RNI mengatakan bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker.

Eko mengatakan pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.

Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.

Produksi normal RNI biasanya mencapai 5-7 juta masker. Target BUMN itu minimal bulan ini bisa memproduksi 1 juta. Jika bahan baku masuk, RNI dapat cepat memproduksi dalam waktu seminggu selesai.

Baca juga: Hindari penimbunan, RNI: Sisa masker bisa keluar atas perintah menteri

Baca juga: RNI: Sampai sekarang bahan baku masker dari Prancis belum dikasih

Baca juga: RNI hentikan ekspor masker untuk CSR ke luar negeri, ini alasannya

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020