Oleh karena itu, agar Indonesia tidak tertinggal maka harus bisa mengembangkan talentanya sendiri agar bisa menguasai teknologi
Jakarta (ANTARA) - Google Indonesia menyatakan menjawab kebutuhan tenaga mahir di bidang teknologi dengan program-program pelatihan digital yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan, "machine learning" dan "soft skill" untuk meningkatkan produktivitas di berbagai industri.

"Kita sudah bisa melihat kebutuhan itu sekarang," kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf pada acara peluncuran "Grow with Google" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan laporan McKinsey Indonesia pada 2030 akan membutuhkan 9 juta tenaga mahir di bidang teknologi, informasi dan komunikasi untuk menghadapi tantangan teknologi yang berkembang pesat.

"Contohnya kecerdasan buatan atau 'artificial intelligence' yang telah membantu jutaan orang dalam bekerja serta juga meningkatkan produktivitas," katanya.

Oleh karena itu, agar Indonesia tidak tertinggal, katanya, harus bisa mengembangkan talentanya sendiri agar bisa menguasai teknologi.

Untuk itu, Google Indonesia meluncurkan sejumlah program pelatihan digital, salah satunya adalah Program Bangkit.

Program Bangkit telah diluncurkan pada November 2029 dengan fokus awal berupa "machine learning" dan "soft skill".

"Program ini kami kembangkan bekerja sama dengan Tokopedia, Traveloka dan Gojek. Dan sekitar 2.500 orang sudah mendaftar," katanya.

Selain "Bangkit," Google Indonesia juga ikut berupaya membangun ekosistem digital di Indonesia melalui program "Google for Startups".

Program itu dijalankan untuk mendukung 82 "startups" dan memberikan monitoring kepada lebih dari 100 pengusaha.

"Hasilnya bisa Anda lihat sendiri. Startup-startup ini sudah mempekerjakan sekitar 2.500 orang dari berbagai lapisan masyarakat," demikian Randy Jusuf.

Baca juga: Google prediksi ekonomi digital Indonesia Rp1,7 kuadriliun pada 2025

Baca juga: Google Indonesia sudah melatih 7.500 pelaku UMKM di NTB

Baca juga: Langkah Google dorong adopsi "cloud" di Indonesia

Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020