Kegiatan ekonomi di Sulbar masih berada pada berbagai persoalan mendasar, seperti rendahnya konektivitas dan efisiensi sistem logistik, tingginya ketergantungan produksi pangan pada sektor cuaca, serta struktur pasar yang terdistorasi merupakan tanta
Mamuju (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada 2019 sebesar 4,67 persen, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.

Untuk itu, tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulbar dan semua stakeholder yang terkait diajak untuk bekerja sama mensinergikan kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian inflasi yang rendah dan stabil.

"Pertumbuhan ekonomi Sulbar berada pada urutan ke-25 dari 34 provinsi di Indonesia, sebesar 4,67 persen," kata Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar di Mamuju, Kamis.

Ia mengatakan, rendahnya ekonomi Sulbar di bawah nasional mesti menjadi perhatian untuk lebih memicu aktivitas kegiatan perekonomian di Sulbar yakni dengan melakukan stabilitas harga dan tingkat inflasi di Sulbar.

"Kegiatan ekonomi di Sulbar masih berada pada berbagai persoalan mendasar, seperti rendahnya konektivitas dan efisiensi sistem logistik, tingginya ketergantungan produksi pangan pada sektor cuaca, serta struktur pasar yang terdistorasi merupakan tantangan terbesar bagi terjaganya stabilitas harga," katanya.

Ia mengatakan, kebijakan strategis pemerintah di bidang harga, seperti penetapan harga BBM bersubsidi, tarif tenaga listrik, LPG dan bea cukai rokok cenderung diikuti perubahan harga kebutuhan umum di daerah yakni cenderung mengalami kenaikan.

Oleh karena itu, koordinasi kebijakan yang solid dan kuat antara kebijakan moneter, fiskal dan sektoral, termasuk kebijakan pemerintah daerah untuk menghasilkan paduan kebijakan yang saling mendukung sebagai upaya pencapaian sasaran inflasi.

"Tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sulbar dan semua stakeholder yang terkait, untuk bekerja sama mensinergikan kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian inflasi yang rendah dan stabil, diharapkan pada level rendah dan stabil pada kisaran 3,5 persen pada tahun ini," katanya.

Ia meminta, agar TPID Sulbar membahas lebih awal upaya mengendalikan inflasi menjelang datangnya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

"Dalam kegiatan ini perlu juga kita bicarakan mengenai pengendalian inflasi menjelang Ramadhan yang waktunya kurang lebih 70 hari lagi, bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat Sulbar," ujarnya.

Baca juga: Ekonomi Sulbar dipacu oleh investasi langsung dan CPO

Baca juga: Gubernur harapkan BUMD jadi motor penggerak ekonomi

Baca juga: Kakao kuatkan pertahanan ekonomi Sulbar

 

Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020