Dan menurut pengamatan dan perbandingan jejak, maka tim menyimpulkan bahwa jejak-jejak tersebut emang jejak harimau
Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menurunkan tim untuk menangani konflik harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) liar yang memangsa dua sapi milik warga di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Heru Sutmantoro di Pekanbaru, Selasa, mengatakan lokasi konflik terjadi di Desa Rantau Bertuah, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Warga menemukan dua bangkai anak sapi yang diserang oleh satwa belang tersebut.

BBKSDA Riau langsung menurunkan tim dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas untuk menangani kasus tersebut.

"Setelah mendapat laporan dari anggota Polsek Minas tentang adanya bangkai anak sapi yang diduga dimakan harimau, tim bergerak ke lokasi untuk memastikan tentang laporan tersebut," katanya.

Sesampai di lokasi, tim langsung berkoordinasi dengan Polsek dan anggota Koramil setempat. Setelah itu tim bersama Kapolsek Minas, Babinsa setempat, aparat Desa Rantau Bertuah dan pemilik sapi yang diduga dimakan harimau tersebut.

Tim sudah menemukan bangkai anak sapi yang diperkirakan dua ekor, dan jejak-jejak harimau di areal konsesi PT Arara Abadi yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari pemukiman warga.

"Dan menurut pengamatan dan perbandingan jejak, maka tim menyimpulkan bahwa jejak-jejak tersebut emang jejak harimau," ujarnya.

Menurut info masyarakat, lanjutnya, ada sekitar empat ekor sapi yang hilang dan saat ini baru ditemukan dua ekor yang menjadi bangkai dan sisanya belum ditemukan.

"Sapi-sapi tersebut dilepas (pemiliknya) atau mencari makan di areal konsesi Arara Abadi," demikian Heru Sutmantoro.

Baca juga: Warga Siak-Riau resah ternak sapinya dimangsa harimau

Baca juga: Harimau sumatera berkeliaran dekat fasilitas minyak di Siak Riau

Baca juga: Masyarakat Siak Tangkap Harimau yang Muncul di Sekolah

Baca juga: BBKSDA Riau duga korban terkaman harimau adalah pembalak liar

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020