Investor Korsel ini menawarkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, jadi investor diarahkan ke KIT saja
Kota Pekanbaru (ANTARA) - Investor asal Korea Selatan (Korsel) menjajaki kerja sama dengan Pemkot Pekanbaru untuk berinvestasi membangun pembangkit listrik tenaga surya yang ramah lingkungan berkapasitas 200 megawatt.

"Untuk tahap awal investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya itu adalah meninjau prospek dan potensial pembangunan di Kawasan Industri Tenayan (KIT) karena kawasan ini juga akan banyak membutuhkan energi listrik," kata Asisten II Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, KIT Pekanbaru sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di samping Buton (Kabupaten Siak) dan Tenayan di Kota Pekanbaru.

Baca juga: Pekanbaru tawarkan investasi pembangunan pabrik sawit Rp28 triliun

Ia mengatakan saat ini Pekanbaru sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN berkapasitas 2x10 Megawatt dan satu unit lainnya dari PT Medco Ratch Power Riau sedang membangun pembangkit listrik berkapasitas 375 megawatt.

"Investor Korsel ini menawarkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, jadi investor diarahkan ke KIT saja," katanya.

Sementara itu, Pemkot  Pekanbaru membutuhkan anggaran sebesar Rp1,8 triliun untuk mendukung pengembangan pembangunan sejumlah infrastruktur KIT di kota itu.

"Untuk itu kini Pemkot Pekanbaru berupaya menggandeng sejumlah badan usaha untuk mendukung pengembangan kawasan industri seperti BUMD, PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) dan lainnya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut.


Baca juga: Korea Selatan bakal investasi sawit Rp200 miliar di Pekanbaru

Menurut Ingot, PT SPP perannya adalah untuk mempermudah kerjasama bisnis dengan swasta karena keberadaan PT SPP sebagai salah satu instrumen bisnis dari Pemerintah Kota Pekanbaru sehingga peran PT SPP perlu lebih dioptimalkan dalam pengembangan KIT.

Ia mengatakan PTT SPP punya ruang lingkup usaha dalam pengelolaan kawasan industri tersebut sedangkan dua BUMD lainnya, yakni BPR Pekanbaru dan PDAM Tirta Siak belum mempunyai kriteria mengelola kawasan industri.

"Jadi PT SPP akan berperan aktif dalam menggaet pihak swasta lainnya agar bisa ikut dalam pengembangan KIT itu, dan kebutuhan anggaran diperlukan guna mempercepat fungsi dan peran KIT itu agar bisa membuka banyak lowongan kerja baru," katanya.

Keberadaan Kawasan Industri Tenayan (KIT) seluas 266 hektare diyakini mampu memberikan 155 ribu pekerjaan baru terkait areal ini sangat potensial untuk pengembangan berbagai sektor industri.

Baca juga: Mendag: Perjanjian kemitraan RI-Korsel tingkatkan ekspor dan investasi

 

Pewarta: Frislidia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020