Jakarta (ANTARA) -
Petugas pungut sampah sungai di Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, membuat pohon Natal dengan memanfaatkan sampah plastik
untuk menghiasi Waduk Riari.
 
"Pembuatan pohon Natal ini selama lima hari sejak 20 Desember 2019 dengan menggunakan sampah kemasan botol plastik air mineral," kata Petugas Pemantau Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Pulo Gadung, Edison Siagian di Jakarta, Rabu.
Pohon Natal buatan petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Pulo Gadung di tengah Waduk Riario, Pulo Gadung, Rabu (25/12/2019). (ANTARA/HO-UPK Badan Air Jaktim)
Edison mengatakan pohon Natal setinggi tiga meter itu dibuat menggunakan rangka batang bambu yang ditempeli 1.500 botol bekas air mineral.
 
Sampah plastik itu dikumpulkan petugas UPK Badan Air dari sepuluh titik aliran sungai di Pulo Gadung.
 
Setiap UPK di masing-masing titik aliran air menyumbang 60 botol bekas yang sebelumnya dibersihkan.
 
"Botol plastik ini kita rangkai jadi pohon Natal dengan cara dirajut menggunakan benang bangunan," katanya.

Baca juga: Gereja St Yoseph Matraman pajang pohon Natal ramah lingkungan
 
Pada bagian dalam pohon Natal dipasang rangkaian lampu warna-warni yang berkelip untuk menambah kemeriahan nuansa Natal.
 
Proses pembuatan pohon Natal melibatkan tujuh petugas pemungut sampah Dinas LH Pulo Gadung dengan dana swadaya dari uang kas yang rutin mereka kumpulkan setiap bulan.
 
"Totalnya sekitar Rp500 ribuan habis untuk pohon Natal ini, tapi kami puas dengan hasilnya," katanya.
Pohon Natal buatan petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Pulo Gadung yang ditempatkan di tengah Waduk Riario, Pulo Gadung, Rabu (25/12/2019). (ANTARA/HO-UPK Badan Air Jaktim)
Replika pohon jenis cemara itu kemudian dilepas menuju tengah Waduk Riario sebagai hiasan kawasan di kala malam.
 
"Harapan kami pada Natal kali ini agar kita bisa hidup lebih baik lagi tanpa ada pikiran negatif, khususnya SARA. Kita lebih punya kasih dalam kebersamaan Natal hari ini," katanya.
Baca juga: Anies dihadiahi ulos

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019