Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa konsumsi ikan yang lebih baik di tengah masyarakat ke depannya juga bakal berdampak kepada meningkatnya daya saing bangsa di tingkat internasional.

"Konsumsi ikan meningkatkan daya saing bangsa, maka dari itu kami dari KKP tidak pernah surut mengajak masyarakat untuk terus mengonsumsi ikan," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Agus Suherman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Agus mengingatkan bahwa pada tahun 2019 ini, tingkat konsumsi ikan masyarakat ditargetkan mencapai 54,49 kg/kapita, atau naik ddari 50,69 kg/kapita pada tahun 2018 lalu.

Baca juga: KKP optimistis capai target konsumsi ikan 54 kilogram/kapita

Dengan tren konsumsi yang terus meningkat dan melampaui target, lanjutnya, maka diharapkan pada 2024 nanti, tingkat konsumsi ikan bisa menembus 60 kg/kapita per tahun.

Apalagi, ia juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat, salah satunya adalah stunting.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, diperkirakan 30,8 persen balita di Indonesia mengalami stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek untuk usianya.

Selain itu juga, stunting dinilai tidak hanya berdampak pada penurunan produktivitas namun juga berpenguruh pada penurunan kecerdasan, dan kerentanan terhadap sejumlah penyakit.

Baca juga: Menteri Edhy Prabowo: Konsumsi ikan solusi cepat atasi "stunting"

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Jika PDB Indonesia tahun 2017 adalah sekitar Rp13.000 triliun, maka berarti kerugian akibat stunting diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar Rp260 - 360 triliun.

"Oleh karenanya, ayo makan ikan agar kita bisa mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia, dan Indonesia bisa terbebas dari stunting," ucap Agus Suherman.

Ia mengutarakan harapannya agar sosialisasi terus-menerus dapat memotivasi kreativitas dan inovasi masyarakat dalam peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, kemudian komersialisasi hasil-hasil kegiatan penangkapan dan budidaya ikan di hulu, serta dapat menjembatani kemitraan antara pelaku usaha UKM dan industri besar dalam rangka meningkatkan skala ekonomi dan memperluas akses pasar produk UKM ke pasar domestik dan global.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga menyatakan, konsumsi ikan merupakan solusi yang cepat guna mengatasi permasalahan stunting yang terjadi di berbagai daerah.

"Kita punya PR besar di negeri ini, salah satunya adalah memberantas stunting. Ikan adalah salah satu solusi yang saya pikir mudah dan cepat untuk kita lakukan," kata Menteri Edhy.

Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya gizi secara kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek dari rata-rata usianya.

Tak hanya secara fisik, stunting juga berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, dan penurunan produktivitas. Akibatnya, stunting pun berdampak pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan daya saing bangsa.

"Ikan sebagai sumber bahan pangan yang mengandung protein dan omega 3 diharapkan menjadi solusi dalam permasalahan gizi ini, terutama untuk mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi untuk kecerdasan masyarakat," ucapnya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019