Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan pengembangan pengawasan partisipatif berbasis budaya.

Kodinator Divisi Pengawasan Bawaslu DKI Jakarta Burhanuddin mengatakan kegiatan itu sejatinya dilakukan sebelum Pemilu 2019 lalu, namun karena sesuatu dan lain hal baru bisa dilaksanakan saat ini.

"Tetapi tidak mengurangi substansi tujuan kegiatan untuk melakukan silatuhami antar semua pihak," kata Burhanuddin di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan kesuksesan penyelenggaran Pemilu 2019 lalu di Jakarta, tidak lepas dari dukungan semua unsur dan komponen di DKI Jakarta.

"Tanpa ada bantuan dan semua pihak yang melakukan pengawasan partisipatif, sangat mustahil melakukan pengawasan dengan personel Bawaslu provinsi, kabupaten/kota, Panwascam hingga pengawas TPS yang jumlahnya sangat sedikit," jelas Burhan.

Dia mengklaim DKI Jakarta menjadi salah satu contoh dari dunia internasional terkait kemampuan menghadapi isu-isu sara pada Pilkada 2017 dan Pemilu 2019 lalu.

"Penguatan pengawasan partisipatif mejadi hal sangat penting. Dimana negara yang kuat jika masyarakatnya mampu melakukan pengawasan partisipatif dalam setiap tahapan demokrasi," kata Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia, Sitti Rakhman.
Atraksi kebudayaan ditampilkan pada kegiatan pengembangan pengawasan partisipatif berbasis budaya oleh Bawaslu DKI Jakarta, Sabtu (14/12/2019) (ANTARA/Fauzi Lamboka)

Sementara itu Koordinator Divisi Humas dan Hubal, Siti Khofifah mengatakan pengawasan partisipatif dengan budaya dapat menjadi pemantik, untuk pengawasan yang lebih besar nantinya jelang Pilkada 2022 atau nantinya 2024.

"Upaya pencegahan membutuhkan waktu lama, karena kita berbicara tentang perilaku, perlu waktu untuk mengajak semua orang terlibat dalam pengawasan," jelas Siti.

Baca juga: Perludem usulkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2022

Baca juga: Bawaslu DKI Jakarta evaluasi hasil Pemilu 2019

Baca juga: Gubernur DKI berkunjung, Ketua MPR apresiasi penanganan korban ricuh


Ketua Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri mengatakan Bawaslu terus berupaya mendekatkan diri dengan semua lapisan masyarakat dan menggunakan semua saluran komunikasi.

"Salah satu digunakan saluran budaya, untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pengawasan proses demokrasi," jelas Jufri.

Kegiatan itu dihadri ratusan perwakilan dari unsur penyelenggaran pemilu hingga tingkat kelurahan, organisasi kemasyarakatan, kebudayaan, keagamaan, media, mahasiswa hingga pelajar.

Para peserta turut pula dihibur sejumlah kesenian daerah diantaranya tari topeng, tari bibir merah, tari sirih kuning, palang pintu betawi, lenong betawi, musikalisasi puisi, musik akustik jalanan hingga orasi budaya.
 

Pewarta: Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019