Oleh Desy Saputra Jakarta (ANTARA News) - Tidak banyak yang berubah dari Suzanna ketika ia kembali ke layar lebar pada awal 2008 dalam film produksi Indika Entertainment berjudul "Hantu Ambulance." Sorot matanya yang tajam nyaris sama dengan penampilannya di film-filmnya terdahulu, sedikit bercakap, gaya bicaranya tegas, bibirnya yang tipis tak banyak tersenyum, dan ciri khasnya rangkaian bunga melati selalu terselip di rambutnya yang digulung. Tak heran jika sebagian penonton yang film ini berpendapat menonton "Hantu Ambulance" seakan reuni atau menyusuri kembali masa lalu ketika Suzzanna berjaya di film bergenre horor. Film-film sukses seperti "Bernapas Dalam Lumpur" (1970), "Beranak Dalam Kubur" (1971), "Pulau Cinta" (1978), "Ratu Buaya Putih" dan "Ratu Ilmu Hitam" (1981), telah membuat Suzanna dijuluki sosok horor legendaris yang tak terkalahkan sampai saat ini. "Hantu Ambulance" yang dirilis pada Januari menjadi film terakhir yang dibintanginya. Sang produser, Shanker mengaku sangat senang sekaligus bangga menggarap sebuah film yang dibintangi sang ratu film horor itu. "Lewat 'Hantu Ambulance' saya ingin menghadirkan Suzanna sang 'ratu film horor' yang kembali ke layar lebar," ujar Shanker. Sayangnya dalam "Hantu Ambulance", Suzanna yang berperan sebagai seorang nenek bernama Widya tampak kurang dieksplorasi penampilannya dengan maksimal. Suzzanna hanya berakting sambil duduk atau berdiri beberapa saat saja. Shanker mengungkapkan Suzanna kala itu memang masih sakit, bahkan jadwal syuting yang sebelumnya 30 hari dipendekkan menjadi 20 hari. Ketika konferensi pers peluncuran film pun Suzanna tak tampak. "Suzanna sedang sakit dan tidak diperkenankan dokter untuk menempuh perjalanan jauh dari tempat tinggalnya di Magelang ke Jakarta, kami sudah berupaya menghadirkan beliau tapi dokter memang bersikeras melarang," ujar Shanker dalam konferensi pers peluncuran film "Hantu Ambulance". Film yang tidak terlalu sukses menarik penonton itu akhirnya menjadi film terakhir Suzanna. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Magelang pada Rabu (15/10) pukul 23.15 WIB. Menurut sang suami, Clift Sangra, Suzanna tiba-tiba saja menarik nafas dalam-dalam dan dalam sekejap mata arwahnya pun pergi meninggalkan raga. "Beliau meninggal karena penyakit diabetes yang dideritanya selama hampir 30 tahun terakhir," ungkapnya. Di mata Shanker, Suzanna adalah orang yang luar biasa dalam menjalani pekerjaannya sebagai aktris. Dalam keadaan sakit pun Suzanna mampu menunjukkan kualitas perannya seperti saat mudanya dulu. Sementara itu bagi Dimas Andrean, aktor muda yang membintangi "Hantu Ambulance", meninggalnya Suzanna adalah kehilangan yang teramat besar. Meski mulai mengenal ketika syuting film itu saja, Dimas kagum terhadap Suzanna yang berperan sebagai neneknya dalam film itu. Dimas yang awalnya tidak percaya dengan kabar meninggalnya Suzanna, mengaku turut mendoakan almarhumah agar diterima di sisi Tuhan. Meninggalnya Suzanna juga membawa kepedihan tersendiri bagi para pelaku dunia film Indonesia. Kendati tak semua mengenal pribadi Suzanna, tapi karirnya di dunia akting sangat melegenda. "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Saya belum pernah menonton filmnya, maaf. Secara pribadi juga tidak kenal, tapi saya percaya dia orang hebat. Legenda seperti dia tidak pernah ada," kata produser rumah produksi Kalyana Shira Films, Nia Dinata. Hal ini diamini salah satu pelawak kawakan di Indonesia, Tarzan. Ia memuji akting Suzana, meski ia tak mengenalnya secara baik. "Saya belum pernah bertemu sama sekali, tapi karir Suzanna sangat menonjol dan sukses. Tidak ada yang bisa menggantikan Suzanna, presiden bisa diganti, Suzanna tidak ada yang bisa mengganti," katanya. Unik Sejak muda, selain memiliki sorot mata yang tajam, Suzanna terkenal dengan dandanannya yang sangat unik. Ia selalu mengenakan busana yang warnanya bernuansa hijau dan hampir semuanya didesain sendiri dengan model yang juga nyentrik, tidak mengikuti mode yang sedang "in". Kesetiaanya pada mode yang diciptakannya sendiri bahkan dibawanya hingga di film terakhir. Shanker mengatakan, dalam film "Hantu Ambulance" Suzzanna memboyong kostum koleksi pribadinya. Baju-baju itu berwarna terang seperti hijau dan oranye, ia juga selalu mengenakan tutup kepala, dan juga rangakaian bunga melati di rambut yang menjuntai hingga bahu. Beberapa saat ketika sang malaikat maut akan menjemput, Suzanna bahkan sempat berpesan kepada sang suami agar baju-baju dan semua koleksi barang-barangnya dikumpulkan. "Beliau minta saya untuk menyiapkan baju, kaos kaki, kaos tangan, bando-bando dan barang-barang dari masa lalunya untuk dikumpulkan ke dalam satu tas, lalu dia bilang nanti 'kan kalau sewaktu-saktu aku nggak ada Mas Clift tinggal bawain aja, jadi 'kan nggak ngerepotin," tutur Clift. Suzanna memiliki nama lengkap Suzanna Martha Frederika van Osch lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Oktober 1942. Ia meninggal dunia tepat satu hari setelah HUT-nya yang ke-66. Ia dikenal dengan nama Suzanna dan telah membintangi banyak film Indonesia yang berjaya di era 1970-1990. Film-filmnya selalu berputar pada tema horor, mistik dan panas. Suzanna memulai karir ketika ia meraih kemenangan dalam kontes "Tiga Dara". Gadis muda yang dijuluki "The Next Indriati Iskak" ini berhasil memukau penonton lewat film Asrama Dara. Bungsu dari lima bersaudara yang berdarah Jerman - Belanda - Jawa - Manado itu banyak meraih penghargaan termasuk "The Best Child Actress" (Festival Film Asia, Tokyo, 1960), "Golden Harvest Award," dan gelar Aktris Terpopuler se-Asia saat Festival Film Asia Pasifik di Seoul tahun 1972. Suzanna sempat menyatakan pensiun pada awal 1990-an, namun pada 2003 kembali tampil, meski hanya lewat sinetron Selma dan Ular Siluman yang ditayangkan Indosiar. Sepanjang hidupnya, sang aktris pernah menikah dengan aktor Dicky Suprapto, sebelum kemudian menikah dengan Clift Andre Natalia alias Clift Sangra, yang berusia lebih muda 20 tahun darinya, pada 1982. Pasangan itu akhirnya menetap di Magelang, Jawa Tengah. Dari pernikahan pertama, ia dikaruniai seorang putri, Kiki Maria, yang juga berprofesi aktris. Belakangan, hubungan dengan putrinya itu memburuk. Kiki bahkan sempat berseteru dengan ayah tirinya (Clift) hingga saling berhadapan di meja pengadilan. Saat itu, di penghujung 2003, Kiki melaporkan Clift Sanggra dengan tuduhan melakukan penembakan terhadap suaminya, FX Abriyarso Prihanto Boyho. Kasus itu, konon, dipicu masalah pembagian harta warisan milik Suzanna, dan bahwa Clift akan membunuh Suzanna demi harta. Clift sendiri menuduh balik bahwa Abriyarso telah menganiaya dirinya. Kini Suzanna telah meninggalkan dunia, suami, Kiki, dan anak angkat bernama Rama Yohanes. Jenasah aktris kawakan itu dikebumikan di TPU Giriloyo Magelang pada Kamis (16/10) pukul 09.30 WIB. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008