Kota Pekanbaru (ANTARA) - Manajemen Universitas Riau (UNRI) meminta masyarakat harus mewaspadai penipuan dari calo yang bermodus mampu meluluskan anak mereka menjadi mahasiswa baru setelah membayar ratusan juta rupiah sebagai imbal jasa gelap tersebut.

"Ini jelas tidak benar, UNRI tidak pernah memberikan kesempatan bagi calo untuk bisa membantu meluluskan anak untuk kuliah di UNRI dengan harus membayar mahal itu," kata Wakil Rektor Bidang Akademik UNRI, Prof Dr. M, Nur Mustapa MPd, dalam acara sosialisasi dan promosi SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2020 di kampus UNRI, di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, selama ini mahasiswa yang diterima kuliah di UNRI adalah mereka yang telah menjalani seleksi resmi dan murni hasil dari ujian mereka yang telah memenuhi passing grade demi menjaga kulitas perguruan tinggi negeri di daerah ini.

Jadi  UNRI tidak pernah menerima jasa atau imbalan apapun dari masyarakat yang menyatakan dirinya mampu membantu masyarakat lulus menjadi mahasiswa baru.
Baca juga: Ada kebijakan baru seleksi masuk PTN

"UNRI tidak menerima sepeser pun uang, kalau ada yang menawarkan jasa tersebut itu tidak betul dan masyrakat perlu mewaspadainya karena bisa mengalami kerugian cukup besar," katanya.

Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Azhar Kasymi SH, mengaku dirinya sudah dua kali menjadi saksi di pengadilan terkait kasus penipuan ratusan juta rupiah bermodus bisa meluluskan anggota masyarakat menjadi mahasiswa di UNRI.

"Dua minggu lalu saya dipanggil menjadi saksi dalam kasus penipuan Rp280 juta oleh calo dijanjikan anaknya masuk ke Fakultas Kedokteran UNRI pahal itu jelas tidak resmi, bahkan kadang orang tua jelas tidak masuk akal masih mau memberikan uang pada calo padahal kuliah sudah jalan dan anaknya tidak diterima," katanya.

Untuk menghindari kerugian lagi, katanya sebaiknya masyarakat melakukan pengecekan ke kampus apakah benar ada penerimaan mahasiswa baru harus membayar ratusan juta rupiah itu.
Baca juga: Menristekdikti luncurkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi

Universitas Riau menerima 8.700 calon mahasiswa baru yang terdiri atas 6.700 untuk S1 dan sisanya  2.000 orang untuk calon mahasiswa S2.

Khusus untuk progaram Strata 1 (S1) para calon mahasiswa baru tersebut akan memperebutkan kesempatan itu dengan tiga jalur seleksi. Pertama adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020 yang nantinya akan dilakukan oleh lembaga tes masuk perguruan tinggi (LTMPT). UR, dengan kuota 30 persen melalui seleksi tersebut.

Ia menjelaskan SNMPTN 2020 ini terdapat sedikit perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, SNMPTN dapat diikuti oleh sekolah yang telah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), serta siswa yang memiliki nomor induk siswa nasional (NISN).

Jika kedua syarat itu terpenuhi, maka sekolah wajib membuat akun LTMPT serta mengisi pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Registrasi akun LTMPT sendiri berlangsung sejak 2 Desember hingga 7 Januari 2020. Sementara pengisian data PDSS akan dibuka pada 13 Januari hingga 6 Februari 2020.
Baca juga: Seleksi masuk perguruan tinggi negeri kini ditangani LTMPT

Sekolah yang telah menyelesaikan dua langkah awal di atas kemudian melakukan pemeringkatan siswa. Tiap sekolah juga memiliki kuota berbeda untuk menyertakan siswanya mengikuti SNMPTN. Sekolah dengan akreditasi A, katanya, bisa mendaftarkan 40 persen siswanya yang berprestasi sebagai peserta.

"Kemudian sekolah dengan akreditasi B, 25 persen serta sekolah akreditasi C dan lainnya sebanyak 5 persen," urainya.

Staf Khusus Wakil Rektor I UR Dr Rahman Karnila menambahkan pendaftaran SNMPTN bagi siswa yang layak akan dilangsungkan pada 11 Februari hingga 25 Februari 2020. Mereka dapat memilih jurusan sesuai dengan bidang masing-masing, yakni IPA, IPS dan IPC.

Bagi calon mahasiswa yang tidak bisa mengikuti SNMPTN, bisa mengikuti dua seleksi lainnya yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Seleksi dengan konsep ujian tulis berbasis komputer (UTBK) itu bisa mulai mendaftar pada 30 Maret hingga 11 April 2019.

"Untuk SBMPTN kita membuka kuota sebesar 40 persen. Persentasenya lebih besar dibanding seleksi lainnya," ujarnya.

Terakhir, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Azhar Kasmi mengatakan jalur masuk yang bisa dimanfaatkan oleh calon mahasiswa adalah seleksi mandiri. Seleksi itu terdiri dari dua jenis yakni penelusuran bibit unggul daerah (PBUD) atau penelusuran bakat minat (PBM) serta seleksi mandiri PTN wilayah Barat.
Baca juga: LTMPT: UTBK belum pasti diselenggarakan lagi tahun ini

Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019