Untuk saat ini BPBD Sleman mengandalkan bantuan air bersih dari donatur, karena anggaran untuk distribusi air dari BPBD Sleman telah habis
Sleman (ANTARA) - Lima desa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini masih mengalami kekeringan, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum menghentikan distribusi air bersih.

"Ada lima desa yang saat ini masih dilanda kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih. Empat desa di Kecamatan Prambanan dan satu desa di Kecamatan Moyudan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Senin.

Baca juga: ACT DIY gencarkan distribusi air bersih di Gunung Kidul

Ia mengatakan, saat ini hujan belum turun merata di sejumlah wilayah di Sleman, sehingga kawasan yang dilanda kekeringan masih membutuhkan bantuan air bersih.

"Hujan hanya di spot-spot tertentu dan itu durasinya juga tidak lama," katanya.

Baca juga: 1.992 hektare lahan padi di Yogyakarta puso akibat kekeringan

Menurut dia, hingga kini pihaknya terus mengirim pasokan air bersih ke desa-desa terdampak.

Yakni di Kecamatan Prambanan meliputi Desa Gayamharjo, Sumberharjo, Wukirharjo dan Sambirejo, sedangkan di Kecamatan Moyudan hanya di Desa Sumberrahayu.

Baca juga: BMKG: sejumlah wilayah di DIY berstatus Awas potensi kekeringan

"Setiap hari untuk Prambanan itu kami siapkan 40-an tanki dan Moyudan per hari empat tanki," katanya.

Makwan mengatakan, meluasnya dampak kekeringan ini membuat total 807 jiwa di Sumberrahayu kesulitan air bersih. Kemudian di Kecamatan Prambanan total dari empat desa ada 6.455 jiwa terdampak.

"Selain itu kekeringan berdampak juga pada hewan ternak di Prambanan. Tercatat ada 6.149 ternak yang terdampak. Paling parah dampaknya dirasakan di Desa Gayamharjo," katanya.

Ia mengatakan, sejak pertama distribusi bantuan air dari mulai Agustus, BPBD Sleman telah menyalurkan sebanyak 2.561 tanki air bersih.

"Untuk saat ini BPBD Sleman mengandalkan bantuan air bersih dari donatur, karena anggaran untuk distribusi air dari BPBD Sleman telah habis," katanya.

Namun, Makwan memastikan meskipun anggaran telah habis, pihaknya tetap akan berusaha untuk menyalurkan air bersih dan belum bisa memastikan kapan bantuan air bersih akan dihentikan.

"Itu kondisional saja sampai hujan bisa menambah debit air di air tanah atau sumber mata air," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019