Rasa syukur dan meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah kita panjatkan melalui doa bersama
Jakarta (ANTARA) - Rokat Tasek, ritual pengungkapan rasa syukur nelayan kepada Tuhan biasanya diwarnai lelarungkan sesaji ke laut, namun Penyelenggara Rokat Tasek di Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengganti sesaji itu dengan menabur benih ikan.

Menurut Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi meski diganti dengan kegiatan melepaskan benih ikan ke laut, menurut dia maksud dari kegiatan itu tetap sama yaitu wujud rasa syukur.

"Ini kan tradisi untuk bersyukur. Rasa syukur dan meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah kita panjatkan melalui doa bersama tadi," kata dia saat akan melepas benih ikan ke laut pada Rokat Tasek di Desa Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Minggu.

Pelepasan 2.000 benih ikan kakap di laut itu juga simbol untuk mengajak para nelayan menjaga keberlangsungan laut.

Baca juga: Kemendikbud: Rokat Tasek perwujudan hubungan manusia dengan pencipta
Baca juga: Pemkab Cilacap dan HNSI gelar prosesi sedekah laut


"Kami berharap para nelayan menangkap ikan yang besar-besar saja, sementara itu ikan yang kecil-kecil dilepas saja dulu," kata dia.

Menurut dia sudah tiga tahun belakangan Pemerintah Daerah Sumenep mendukung kegiatan Rokat Tasek yang biasanya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Tradisi tersebut sudah dilakukan masyarakat pesisir Sumenep beratus-ratus tahun lalu dan setiap tahun tempat pelaksanaannya berbeda-beda.

Menurutnya melalui festival tersebut dapat menyadarkan masyarakat bahwa betapa penting potensi maritim Sumenep dalam mengangkat harkat martabat nelayan Sumenep.

Selain itu juga diharap dapat meningkatkan kelestarian lingkungan dan tentunya melestarikan budaya Rokat Tasek yang sudah memadukan budaya lokal dengan nuansa Islam.

Baca juga: Ribuan orang saksikan prosesi sedekah laut Cilacap
Baca juga: Nelayan Sidoarjo Gelar Ritual "Nyadran"
Baca juga: Lampung Timur gelar Festival Laut


 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019