Bandung (ANTARA) - Dosen Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastanto menyebut Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menaruh perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertahanan.

Menurut Yoedhi, hal tersebut terbukti setelah adanya kunjungan Prabowo ke Unhan usai dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Kunjungan tersebut merupakan tujuan pertama Prabowo sebagai Menhan.

Baca juga: Menhan sampaikan gagasan bentuk SDM pertahanan kuat

"Kenapa kunjungan Menhan pertama ke Unhan, itu karena beliau memberikan atensi kepada kompetensi sumber daya manusia," kata Yoedhi saat seminar Pasis Dikreg XLVI Sesko TNI Tahun Anggaran 2019 di gedung Sesko TNI, Jalan Martanegara, Kota Bandung, Rabu.

Sedangkan Prabowo yang direncanakan mengisi seminar tersebut berhalangan hadir karena dikabarkan dipanggil Presiden Joko Widodo untuk menghadiri rapat.

Baca juga: Kemhan gandeng Kemendikbud siapkan komponen cadangan

Sejak lama, menurut dia, Prabowo menginginkan adanya sekolah atau universitas berbasis pertahanan militer. Keinginannya tersebut akhirnya terpenuhi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009.

"Beliau cerita ingin ada universitas militer, dan itu tercapai di era pak SBY," kata dia.

Baca juga: Kemhan libatkan DPR rumuskan pemutakhiran doktrin pertahanan

Kualitas SDM dalam strategi pertanahan nasional, menurut dia, merupakan salah satu unsur penting. Oleh karena itu, dibutuhkan tata kelola yang baik untuk menjalankan strategi pertahanan yang baik.

"Dalam rangka pembangunan, diperlukan tata kelola sehingga postur ketahanan akan baik. Dialam perang itu hanya ada medali emas, kalah atau menang," kata dia.

Baca juga: Menhan Prabowo terapkan konsep pertahanan berdaulat-mandiri

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Kadarsyah mengatakan bahwa ITB sudah menyiapkan berbagai teknologi yang dapat mendukung di bidang pertahanan.

Menurut dia, ITB telah menyiapkan sebanyak 71 produk yang dapat mendukung industri pertahanan dan keamanan (hankam). Produk-produk itu meliputi drone untuk pertahanan udara, kapal selam untuk pertahanan laut hingga teknologi berbasis digital yang dapat digunakan untuk kerja intelijen dalam keamanan siber.

Baca juga: Menhan: Indonesia harus punya pertahanan memadai

"Kami di ITB berpikiran ekosistem penelitian hankam sangat penting. Merupakan keniscayaan di ITB melakukan kerja sama, penelitian dan pengembangan dengan berbagai pihak terkait, industri untuk mendukung TNI-Polri, Kementerian dan lembaga lain. Ini yang dijalankan dan berujung produk komersial dan Hankam," kata Kadarsyah.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019