Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Komisi C DPRD Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, meninjau kondisi Pasar Ngunut yang hangus terbakar, serta mengevaluasi rencana pemindahan sementara aktivitas pedagang ke pasar hewan setempat.

"Kami juga meninjau lokasi penampungan sementara dan memastikan area yang tersedia cukup untuk menampung seluruh pedagang yang ada," kata Ketua Komisi C DPRD Tulungagung Asrori dikonfirmasi usai inspeksi mendadak (sidak).

Baca juga: Pasar Ngunut Tulungagung terbakar

Ia mengatakan proses pemindahan terukur. Luasan lahan dinilai Komisi C DPRD Tulungagung mencukupi untuk menampung 522 pedagang eks-Pasar Ngunut yang terbakar, termasuk kemungkinan kelebihannya karena data riil sebelum terbakar mencapai 800-an pedagang.

"Jangan sampai pemindahan pedagang ini menimbulkan masalah yang baru," katanya.

Baca juga: Kebakaran Pasar Ngunut hanguskan 70 persen kios pedagang

Menurut dia, pembangunan tempat penampungan sementara (TPS) Pasar Ngunut diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih sebulan. Anggaran untuk persiapan TPS sekitar Rp2 miliar lebih, sedangkan untuk membangun pasar baru Ngunut membutuhkan anggaran sekitar Rp30 miliar.

"Targetnya 30 hari TPS harus selesai, dan pedagang sudah siap untuk menempati TPS," katanya.

Baca juga: Labfor Mabes Polri temukan sumber kebakaran Pasar Ngunut Tulungagung

Untuk sementara, kegiatan perdagangan hewan dipindah ke pasar hewan di Desa Beji Kecamatan Boyolangu.

Untuk menghindari benturan kegiatan dagang hewan di sana, pihaknya sudah punya solusi.

Baca juga: Ratusan pedagang Pasar Ngunut akan direlokasi ke penampungan sementara

Pasar Hewan Beji biasanya beroperasi menurut pasaran Pahing, sedangkan dari Ngunut diatur untuk pasaran Wage.

"Pasar yang lama itu Pahing, yang dari Ngunut kita tempatkan di pasaran Wage," tuturnya.

Baca juga: Pedagang korban kebakaran Pasar Ngunut Tulungagung akan terima bantuan

Untuk menginformasikan hal itu, pedagang meminta agar disosialisasikan melalui media radio agar masyarakat bisa tahu kegiatan dagang Pasar Hewan Ngunut pindah ke Beji.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019