Saat ini pulau yang berada di depan MMC sudah mengalami abrasi, maka dengan bantuan itu sedikitnya akan membantu mengurangi proses abrasi itu sendiri
Pontianak (ANTARA) - Dalam upaya ikut menjaga dan melestarikan lingkungan, PLN Unit Induk Pembangunan (UIP Kalbagbar) kembali menggelar penanaman pohon mangrove sebanyak 500 bibit bersama Mempawah Mangrove Conservation (MMC) di Mempawah, Kalimantan Barat.

"Penanaman mangrove ini merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif kami dalam membantu menghijaukan lingkungan. Selain berfokus kepada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, pada kesempatan ini kita juga ikut serta dalam menyelamatkan lingkungan daerah pesisir pantai agar tidak terkena abrasi,” kata Manajer PLN UPP Kitring KBB 1 Pontianak, Hendri Iriawan di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini sudah berlangsung dari tahun 2018. Sejak tahun lalu PLN UIP Kalbagbar sudah ikut berkontribusi giatkan penghijauan di Mempawah dengan total bibit yang sudah ditanam sampai saat ini sebanyak 5.500 bibit mangrove.

"Untuk tahun ini kembali kita tanam dan hal itu juga dalam dalam rangka peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-74," katanya.

Ia juga mengharapkan agar melalui program ini dapat menjadi solusi pengamanan untuk keseimbangan ekologi perlindungan daratan pesisir dari berbagai gangguan, khususnya pada lokasi sekitar Mempawah Mangrove Park (MMP) yang ada di dalam MMC ini.

“Apabila semakin luas habitat tanaman mangrove ini maka akan semakin besar pula perlindungan daratan pantai, yang jika dilindungi dan dijaga dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi objek wisata yang menarik,” katanya.

Sementara itu, pengelola MMC, Fajar, menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan dari PLN yang ikut serta menjaga kelestarian lingkungan di Mempawah.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang setiap tahunnya turut serta membantu menanam mangrove untuk menjaga ekosistem pantai. Semoga apa yang telah dilaksanakan saat ini dapat bermanfaat bagi Desa Pasir yang berada di bibir pantai,” ujarnya.

Menurut dia saat ini pulau yang berada di depan MMC sudah mengalami abrasi, maka dengan bantuan itu sedikitnya akan membantu mengurangi proses abrasi itu sendiri.

“Pada saat ini air pasang tinggi, lumpur yang berada di pesisir pantai mulai terbawa ombak. Oleh karena itu penanaman dan pemeliharaan mangrove ini tidak boleh berakhir,” katanya.

Peranan mangrove sendiri bagi daerah pesisir sungai dan laut sudah diakui dalam mencegah abrasi pantai, sebagai pencegah penyaring alami serta menjadi tempat hidup. Kawasan MMC sejak tahun 2016 ini bukan hanya sekedar sebagai kawasan konservasi mangrove namun menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Mempawah, demikian Fajar.

 Baca juga: Raja Fajar Azansyah dibalik hadirnya Ekowisata Mempawah Mangrove Park

Baca juga: Kalbar Wakili Indonesia Bicara Mangrove di Vietnam

Baca juga: UNEP Hibahkan 370.000 Dolar AS untuk Mangrove Kalbar

Pewarta: Dedi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019