Mataram (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap-Masyarakat Relawan Indonesia (ACT-MRI) menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 10.000 liter untuk warga Desa Labuan Tereng, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Kepala ACT Cabang NTB Lalu Muhammad Alfian menjelaskan, warga Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, kesulitan memperoleh air bersih selama musim kemarau, sehingga perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, tidak hanya dari unsur pemerintah daerah.

"Hari ini kami menyalurkan bantuan air bersih untuk warga Dusun Mbung Kolah, dan Dusun Pelepok, Desa Labuan Tereng. Ini sebagai wujud kepedulian para mitra ACT," katanya.

Ia mengatakan aksi distribusi air bersih tersebut serentak di lakukan di seluruh daerah di Indonesia, yang dilanda kekeringan. Aksi tersebut tidak sekedar simbolis dan sekali saja.

Baca juga: Warga Cibarusah bersyukur terima bantuan air dan makanan dari ACT

Pihaknya akan terus mendistribusikan air bersih ke lokasi-lokasi yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih, seperti di Kecamatan Jerowaru, dan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

"Kami mengajak semua para dermawan untuk ikut membantu gerakan penyaluran air bersih kepada saudara kita yang sedang dilanda kekeringan," ujar Alfian.

Sementara itu, Kepala Dusun Mbung Kolah, H Supardi, menyebutkan warganya sudah mengalami kesulitan air bersih sejak lima bulan lalu.

Bahkan, warga di daerahnya harus mengeluarkan biaya Rp100 ribu hanya untuk mendapatkan air bersih sebanyak 1.000 liter yang dijual menggunakan mobil truk.

Jumlah kepala keluarga di Dusun Mbung Kolah sebanyak 415 orang. Sebagian besar berprofesi sebagai perajin batu bata.

Menurut Supardi, kekeringan yang terjadi pada tahun ini merupakan kekeringan terpanjang. Biasanya pada Agustus atau September sudah mulai hujan.

"Kami sangat merasa terbantu dengan adanya bantuan air bersih dari ACT-MRI. Air yang diberikan cukup untuk keperluan beberapa hari ke depan," katanya.

Baca juga: ACT DIY gencarkan penyaluran beras untuk santri di DIY

Pewarta: Awaludin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019