Jakarta (ANTARA) - Aktor Herjunot Ali mengaku sempat mengalami hal buruk di sela syuting film horor "Jeritan Malam" yang juga dibintangi oleh Cinta Laura dan Winky Wiryawan.

"Itu sesak napas kayak mau serangan jantung dan saya bilang sama produsernya," ujar Junot saat berkunjung ke kantor ANTARA di Jakarta, Senin.

Padahal tak ada yang salah dari kondisi kesehatan sang aktor. Saat itu, ia sedang berada di dalam sebuah gua yang biasanya digunakan masyarakat setempat sebagai lokasi mencari kekayaan atau pesugihan.

Namun, Junot tidak menyebutkan nama gua yang dia maksud. Ia hanya mengatakan, ada sejumlah sesajen yang ditaruh di sana.

Keluhan Junot sempat disangka hanya candaan oleh Winky Wiryawan. Tetapi setelah melihat ekspresi wajah rekannya itu, dia langsung yakin kalau itu bukan main-main.

"Lihat Junot yang kayak gitu sih karena dia langsung balik badan, bilang napas gue sesak. Gue pikir bercanda gitu. Ini enggak lucu gue bilang," kata dia.

Berbeda dengan Junot, Winky mengaku tidak mengalami hal yang aneh-aneh selama pengambilan gambar.

Baca juga: "Jeritan Malam", film horor terbaru yang angkat mistik Jawa

Film "Jeritan Malam: Ketika Keindahan Menjadi Sebuah Ketakutan" diangkat dari kisah nyata fenomenal yang dirilis di Kaskus karya meta.morfosis. Kisah itu ditulis menjadi skenario film oleh Ferry Lesmana dan Donny Dhirgantoro.

"Jeritan Malam" bercerita tentang tokoh Reza (Herjunot Ali) bersama tiga sahabatnya, Indra (Winky Wiryawan), Minto (Indra Brasco), dan Dikin (Fuad Idris) yang mengungkap berbagai kejadian menyeramkan di mes mereka.

Reza sebenarnya tidak percaya pada hal-hal berbau gaib, namun dia justru menggali lebih jauh akan sejarah masa lalu dari mes yang mereka tempati.

Seiring dengan itu, dia mencoba untuk membuktikan kepada para sahabatnya bahwa hal-hal yang berbau gaib tidak ada. Berhasilkah dia?

Baca juga: Makna Hari Sumpah Pemuda bagi Herjunot Ali

Baca juga: Cinta Laura ajak generasi muda bangga dengan identitas Indonesia

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019