Jakarta (ANTARA) - Masyarakat di wilayah DKI Jakarta mengeluhkan suhu panas yang akhir- akhir ini meningkat hingga 37 derajat celcius, hal ini menghambat sejumlah aktivitas di luar ruangan.

"Iya panas banget, bahkan kemarin sampai 37 derajat kan ramai di media sosial. Tapi gimana harus beraktivitas di luar ruangan, mau ga mau deh," kata Delicia salah satu warga yang beraktivitas di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, saat ditemui Antara, Selasa.

Senada dengan Delicia, Anton warga Jakarta lainnya yang ditemui Antara saat beraktivitas di luar ruangan mengeluhkan suhu Jakarta yang memanas sejak Senin (21/10) kemarin.

"Panasnya yang sekarang menyengat banget sih, kulit pun rasanya terbakar. Cuma gimana butuh cahaya matahari untuk ambil gambar," kata Anton yang melakukan hunting foto di Lapangan Banteng.

Selain Delicia dan Anton, ada juga Melissa yang mengeluhkan panasnya suhu Jakarta dalam waktu dua hari terakhir.

"Panas banget, mau lap muka pakai tisu basah biar adem taunya tisu basahnya hangat. Tadi bawa minum air dingin, waktu ditaruh sebentar di luar langsung jadi air hangat," kata Melissa sambil sedikit tertawa.

Berdasarkan keterang pers dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang diterima Antara, panasnya suhu di Jakarta ternyata dirasakan juga di wilayah Pulau Jawa maupun Nusa Tenggara.

Baca juga: Pemain Selandia Baru tidak terganggu dengan suhu panas di Jakarta

Baca juga: Kamis, Cuaca cerah warnai pagi Jakarta


Hal ini disebabkan oleh gerak semu matahari yang sejak bulan September bergerak melalui daerah khatulistiwa menuju bumi bagi selatan.

"Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo.

Oleh karena itu, BMKG menyarankan masyarakat untuk sering menghidrasi tubuh dengan meminum air putih dan menggunakan pakaian yang melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari saat beraktivitas di luar ruangan.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019