Karyawan harus meningkatkan literasi keuangan untuk mengelola keuangan mereka, termasuk rencana pensiun
Jakarta (ANTARA) - Konsultan global bidang sumber daya manusia, Mercer, menyatakan bahwa indeks sistem pensiun Republik Indonesia yang menurun menunjukkan masih ada sejumlah pekerjaan rumah guna membenahi sistem pensiun di Indonesia.

Presiden Direktur Mercer Indonesia, Bill Johnston, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa Skor indeks sistem pensiun Indonesia mengalami sedikit penurunan dari 53,1 pada tahun 2018 menjadi 52,2 pada tahun 2019, menurut Melbourne Mercer Global Pension Index (MMGPI) 2019.

Penurunan tersebut, menurut Bill Johnston, terutama karena meningkatnya usia harapan hidup, yang mempengaruhi keberlanjutan sistem pensiun.

Ia mengungkapkan, Indonesia berada di grade C yang berarti sistem pensiun Indonesia memiliki beberapa fitur yang bagus, tapi juga memiliki beberapa risiko atau kekurangan yang harus diatasi.

Selain itu, ujar dia, Indonesia berada di grade yang sama dengan beberapa negara maju seperti Spanyol, Austria, dan Italia.

"Indonesia meraih grade C tahun ini, namun ada beberapa pekerjaan rumah untuk memperbaiki sistem pensiun Indonesia," katanya.


Baca juga: Mercer publikasikan tren sistem pensiun di seluruh dunia
Baca juga: Sistem Pensiun PNS Akan Diperbaiki


Presdir Mercer Indonesia itu memaparkan, sejumlah PR itu termasuk memberikan tunjangan minimum untuk penduduk lanjut usia ekonomi rendah, menaikkan iuran program pensiun, memperbaiki peraturan sistem pensiun swasta, dan memperbaiki komunikasi kepada anggota program pensiun.

Kemudian, hal lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam rangka membenahi sistem pensiun adalah menaikkan batas usia pensiun sesuai dengan peningkatan usia harapan hidup.

"Karyawan harus meningkatkan literasi keuangan untuk mengelola keuangan mereka, termasuk rencana pensiun. Sangat penting juga bagi perusahaan untuk mendorong partisipasi karyawan di program pensiun," katanya.

Berddasarkan MMGPI, negara Belanda disebut meraih skor indeks tertinggi (81,0) dan secara konsisten berada di peringkat pertama atau kedua dalam sepuluh dari sebelas tahun terakhir. Sedangkan Thailand memiliki skor indeks terendah (39,4).

Baca juga: Taspen: Sistem Pensiun Harus Dievaluasi

Indeks tersebut menggunakan rata-rata dari sub-indeks kecukupan, keberlanjutan, dan integritas untuk mengukur sistem pensiun terhadap lebih dari 40 indikator. Indeks tahun 2019 mengambil pendekatan baru untuk menghitung uang penggantian bersih, yaitu jumlah uang pensiun yang dibayarkan untuk menggantikan gaji karyawan.

Laporan-laporan sebelumnya menghitung uang penggantian berdasarkan median gaji karyawan, sedangkan laporan ini menggunakan berbagai rentang pendapatan berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development untuk mewakili kelompok pensiunan yang lebih luas.

Untuk setiap sub-indeks, skor tertinggi dipegang oleh Irlandia untuk kecukupan (81,5), Denmark untuk keberlanjutan (82,0), dan Finlandia untuk integritas (92,3). Sedangkan skor terendah dipegang oleh Thailand untuk kecukupan (35,8), Italia untuk keberlanjutan (19,0), dan Filipina untuk integritas (34,7).

Baca juga: Dana Pensiun Perlu Diarahkan ke Sistem "Fully Funded"
Baca juga: Perubahan Sistem Pensiun Tunggu Kesepakatan Politik

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019