Meski guncangan gempanya sangat cepat tetapi terasa cukup kuat dan membuat kami sempat berhamburan keluar rumah
Ambon (ANTARA) -
Gempa bumi tektonik dangkal pada kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 4,0 kembali mengguncang tiga lokasi di antaranya Pulau Ambon, Pulau Haruku, serta Kairatu  di Pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Berdasarkan data yang dirilis BMKG Pusat Gempa Regional IX Ambon pada Jumat malam, lokasi gempa berada pada titik koordinat 3,56 lintang selatan dan 129,35 bujur timur.

Pusat gempa yang terjadi pukul 20:36:23 WIT ini berada di laut yang berjarak 24 kilometer selatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Guncangan gempa bumi tektonik bermagnitudo 4,0 ini dirasakan warga Pulau Ambon dengan skala III Modified Mercalli Intensity (MMI), III MMI di Pulau Haruku, serta II MMI di Kairatu.

"Meski guncangan gempanya sangat cepat tetapi terasa cukup kuat dan membuat kami sempat berhamburan keluar rumah," kata Rudy, salah satu warga di Kota Ambon.

Gempa bumi malam ini merupakan yang kedua setelah pada pukul 18:08:32 WIT juga terjadi peristiwa serupa.

Kekuatan gempa bumi tektonik tersebut bermagnitudo 2,7 dan juga merupakan gempa dangkal karena hanya di kedalaman 10 kilometer dan berpusat di darat Pulau Ambon.

Pascagempa bumi tektonik utama dengan magnitudo 6,5 pada Kamis, (29/9) 2019, jumlah pengungsi yang hidup di tenda-tenda hingga saat ini mencapai 135 ribu orang.

Kapolda Maluku, Irjen Pol Royke Lumowa saat gelar doa bersama gempa bumi bersama lima pimpinan umat beragama di Maluku mengatakan, total pengungsi di tiga daerah, yakni Kota Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat sekitar 135 ribu orang, korban meninggal dunia 39 orang, rumah rusak berat, sedang, dan ringan sekitar 7.000-an unit.

Baca juga: Gempa susulan, Museum Siwalima tunda sejumlah agenda libatkan pelajar

Baca juga: Layanan kesehatan pengungsi gempa Ambon di RSUD diupayakan gratis

Baca juga: ACT gelar pelayanan medis keliling bagi pengungsi gempa Ambon

Baca juga: LIPI akan tinjau lokasi semburan air panas dampak gempa di Desa Oma

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019