Semua orang tahunya 31 plus dua orang yang meninggal. Kita dapatkan tambahan data ada 10 orang lagi. Tetapi, tentu saja belum 100 persen terkonfirmasi."
Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal melanjutkan investigasi terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, 23 September 2019 untuk menemukan titik terang kejadian itu.

"Komnas HAM bersepakat melanjutkan kembali investigasi Wamena ini. Tidak hanya berhenti setelah kami datang ke sana lagi," kata komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Papua Terkini - Korban tewas akibat kericuhan di Wamena jadi 30 orang

Baca juga: Warga Pesisir Selatan yang tewas di Wamena jadi 10 orang

Baca juga: Empat warga Lengayang Sumbar tewas akibat kerusuhan di Wamena


Komnas HAM, kata dia, telah melakukan kunjungan ke Papua selama beberapa hari, yakni 13-17 Oktober 2019 untuk menelusuri persoalan sebenarnya yang terjadi, termasuk situasi terkini.

Apalagi, Beka mengatakan dari hasil kunjungan itu didapatkan informasi tambahan bahwa ada 10 orang yang diduga meninggal dalam peristiwa itu, namun luput dalam pendataan korban jiwa.

"Tetapi, ini masih harus diinvestigasi, dicari lagi kebenarannya. Karena 10 orang itu dugaannya tertembak, tetapi langsung dibawa pulang oleh saudaranya ke kampung," katanya.

Diakui Beka, tidak mudah menglarifikasi dan memvalidasi kebenaran adanya 10 korban tewas, di luar 33 korban tewas yang selama ini telah dilansir.

"Kami akan tetap terus memantau dan menginvestigasi sampai peristiwa di Wamena benar-benar terang benderang," katanya.

Senada, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik membenarkan adanya informasi tambahan 10 korban tewas akibat kerusuhan di Wamena.

Dari informasi yang didapatkan Komnas HAM, kata dia, 10 korban itu tidak sempat dibawa ke rumah-rumah sakit, namun langsung dibawa ke kampung halaman untuk dikebumikan oleh keluarganya.

"Semua orang tahunya 31 plus dua orang yang meninggal. Kita dapatkan tambahan data ada 10 orang lagi. Tetapi, tentu saja belum 100 persen terkonfirmasi," katanya.

Komnas HAM pun, kata dia, kesulitan untuk mengecek dalam waktu dekat karena faktor keamanan dan kondisi medan menuju lokasi yang relatif susah diakses.

"Kalau dikroscek minggu ini memang agak repot karena letaknya di gunung-gunung itu. Kan harus ada persiapan-persiapan tertentu," katanya.

Namun, Taufan memastikan sudah menyampaikan informasi korban tambahan itu kepada Pangdam Cenderawasih, Kapolda Papua, kapolres, dan dandim untuk menelusuri kebenarannya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019