Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak masyarakat di Pulau Dewata untuk menyelamatkan dan menjaga keberlangsungan air di daerah setempat dengan lebih serius menjaga lingkungan dan kelestarian alam.

"Di samping mengalami permasalahan kuantitas air, Provinsi Bali juga mengalami permasalahan semakin menurunnya kualitas air dan kemampuan keberlanjutan penyediaannya untuk masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai pencemaran di tiga danau kita, dan juga berbagai sungai di Bali," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat membuka Symposium Suksma Bali bertajuk "Menyelamatkan dan Menjaga Keberlangsungan Air Bali", di Denpasar, Kamis.

Ia mengemukakan, dari potensi sumber air yang mencapai 7,55 miliar meter kubik /tahun yang berasal dari empat danau, 1.323 mata air, 391 sungai dan 8 cekungan air tanah (CAT), Provinsi Bali hanya mampu mengelola 3,16 miliar meter kubik/tahun untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang mencapai 3,72 miliar kubik/tahun sehingga masih kekurangan kemampuan penyediaan.

Baca juga: Jakarta Terapkan Konsep 5R Untuk Pelestarian Air Tanah

Oleh karena itu, lanjut Cok Ace, segenap lapisan masyarakat diharapkan untuk serius menjaga lingkungan dan kelestarian alam Bali, demi keberlangsungan hidup generasi berikutnya.

"Mari kita gelorakan gerakan untuk kebersihan, seperti Gerakan Bali Resik Sampah Plastik, Gerakan Danau Lestari (Gendari), Aksi Program Kali Bersih (Prokasi), Aksi Perlindungan Mata Air (Permata) dan sebagainya secara berkesinambungan," ucapnya dalam acara yang turut juga dihadiri oleh praktisi lingkungan hidup, pariwisata, serta perwakilan Forkompimda itu.

Menurut mantan Bupati Gianyar itu, pelibatan berbagai pihak, baik dengan instansi, masyarakat dan swasta sangat diperlukan.

"Mari kita secara gotong royong melakukan konservasi sumber daya air, agar kadar sifat dan fungsinya senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai," ujarnya yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Di samping aksi dan gerakan peduli lingkungan tersebut, Wagub Cok Ace juga mengajak semua pihak untuk terus secara efisien dan bertanggung jawab menggunakan air.

"Pada kawasan budidaya pertanian dan perkebunan agar menggunakan pupuk dan pestisida secara bijaksana dan ramah lingkungan agar limbahnya tidak mencemari danau, sungai dan mata air," katanya sembari menyatakan jika usaha tersebut sangat sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali menjaga Bumi Bali beserta isinya.

Sementara itu, Ketua Panitia Symposium IGAN Dharma Suyasa menyatakan "Suksma Bali" merupakan even besar tahunan yang tahun ini telah menginjak tahun kedua penyelenggaraan.

Tujuan utama dari pelaksanaan Suksma Bali adalah sebuah sikap rasa terima aksih seta kebanggaan dan kecintaan para pelaku pariwisata kepada Ibu Pertiwi.

"Di sini kita ingin mempersembahkan rasa syukur kepada Bali dengan usaha-usaha pelestarian dan menjaga kelestarian alam Bali," ujarnya.

Hal tersebut, lanjutnya sudah dilakukan dengan berbagai upaya para pemangku kepentingan dalam memerangi sampah plastik sekali pakai melalui kegiatan Bali Resik Sampah Plastik.

"Di sini saya juga sangat mengapresiasi Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster yang telah menerbitkan Pergub 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai," ucapnya.

Ia juga berharap melalui kegiatan ini, "stakeholder" terkait bisa menjadi lokomotif dalam menggerakkan uapaya pelestarian lingkungan secara kontinyuitas dan berkelanjutan dengan berbasis karakter.

Sementara mengenai acara simposium yang bertajuk "Menyelamatkan dan Menjaga Keberlangsungan Air Bali" ia mengaku telah mengundang praktisi baik dari lingkungan, pariwisata serta "stakeholder" terkait untuk menjadi pembicara.

"Saya ingin kita berkumpul di sini serta berdiskusi memberikan pandangan dan arahan terkait keadaan air kita, serta mengatasi permasalahan air di Bali," ucap Dharma Suyasa.

Baca juga: Masyarakat Sulut diajak ikut melestarikan air

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019