Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengandeng para ahli untuk meneliti gempa bumi di Maluku, guna mengetahui rahasia apa yang terjadi, sekaligus sebagai langkah mengurangi resiko bencana di daerah itu.

"Sampai hari ini sudah tercatat 1.400 gempa susulan dan 160 lebih gempa yang dirasakan masyarakat Maluku," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI, Doni Monardo di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan perlu berbagai upaya untuk melakukan riset dan penelitian gempa Maluku. Kalau dibandingkan gempa yang terjadi di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2019 yang relatif banyak, tetapi tidak seagresif gempa di Maluku.

Baca juga: Frekwensi gempa susulan maluku capai 1.520 kali

Oleh karena itu, BNPB mengundang berbagai pihak, para ahli, peneliti untuk secara bersama-sama mendapatkan rahasia apa yang ada dan terjadi di Maluku.

"Dalam waktu dekat ini, kita bekerja sama dengan ITB untuk menempatkan alat sensor pendeteksi gempa bumi di Maluku, untuk mendapatkan data yang lebih akurat," ujarnya.

Menurut dia jika melihat efisentrum gempa yang terjadi di tiga pulau yaitu Serang, Ambon dan Maluku, tentunya ini memiliki sebuah cara BNPB bagaimana bisa menintigasi dan cara ke depan bisa menjadi lebih baik dalam menghadapi bencana alam ini.

 Baca juga: BNPB: Maluku diguncang 1.359 gempa susulan

"Kita harus bisa menjadi lebih baik, bagaimana dalam mempersiapkan masyarakat, konstruksi bangunan, sebagai salah satu bagian upaya gempa bumi ini," katanya.

Ia menambahkan selama ini banyak rumah penduduk dan bangunan pelayanan publik yang roboh, karena gempa akibat tidak memiliki konstruksi bangunan tahan gempa.

"Kegiatan peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana hari ini merupakan bagian untuk memikirkan bagaimana bentuk dan kontruksi rumah-rumah yang tahan gempa ini," katanya. 

Baca juga: BMKG: Aktifitas gempa susulan di Maluku menurun


 

Pewarta: Aprionis
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019