sebagian besar kembali ke rumah masing-masing dan beberapa diantaranya ke Gedung Tongkonan
Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 93 pengungsi yang tinggal sementara di Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.20 WIT tiba di Apron I Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pascakerusuhan pada 23 September 2019.

Puluhan pengungsi itu terbang ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dengan menumpang pesawat Hercules Milik TNI-AU C-130 dengan No. Reg A - 1336, yang dipiloti Mayor PNB Bandung, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Jayapura, Sabtu malam.

Selain 93 orang pengungsi yang tiba di Wamena, sebanyak 21 personel Zipur X juga ikut menumpang pesawat milik TNI AU tersebut.

Puluhan pengungsi itu kemudian dijemput oleh keluarga masing-masing dan 21 personil Zipur X yang di pimpin oleh Sertu Sudirman menuju Ke Kodim/1702 Jayawijaya.

Baca juga: Pengungsi Wamena asal Malut tiba di Ternate
Baca juga: Lanud Silas Papare kembali terbangkan 104 pengungsi ke Wamena


Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan untuk para pengungsi sebanyak 93 orang itu, 88 diantaranya pulang ke rumah masing-masing di Wamena dan 5 orang lainnya kembali kepengungsian sementara di Gedung Tongkonan yang terletak di Jalan Irian Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

"Sebagian besar kembali ke rumah masing-masing dan beberapa diantaranya ke Gedung Tongkonan," katanya.

Sebelumnya, pada 23 September 2019, terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya hingga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan luka-luka, serta mengakibatkan ribuan orang mengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya ke Sentani, Kabupaten Jayapura dan Timika, Kabupaten Mimika.

Diantara ribuan pengungsi itu, ada yang kembali ke Wamena dan juga ada yang memilih untuk sementara kembali ke kampung halaman masing-masing, diantaranya ke Jawa, Sulawesi dan Maluku Utara hingga ke sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

Baca juga: Trauma bencana sosial lebih dalam dibanding bencana alam
Baca juga: Polda Papua kembali berikan pemulihan trauma murid SD Wamena

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019