Wonosobo (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Setjonegoro Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, membuka layanan baru yakni klinik nyeri yang diresmikan Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagyo.

Penanggung jawab Klinik Nyeri RSUD Setjonegoro Wonosobo dr. Totok Krisyono,Sp.An,M.Kes di Wonosobo, Sabtu mengatakan dalam akreditasi suatu rumah sakit diharapkan mempunyai klinik nyeri.

"Klinik nyeri bisa multi disiplin, kali ini kita membuka klinik nyeri intervensi, yaitu untuk mengobati penyakit-penyakit yang sudah kronis menahun," katanya.

Penyakit itu sudah diobati dengan obat-obat farmakologi maupun sudah diusahakan nonfarmakologi, namun tidak bisa, kemudian menetap tiga bulan atau lebih dia masih sakit, maka klinik nyeri ini mempunyai suatu tindakan yaitu intervensi nyeri.
Baca juga: UI buka klinik satelit untuk masyarakat umum

"Jadi intervensi nyeri itu kita menyuntikkan di sekitar saraf yang akan kita tuju, dengan kortikosteroid atau nonkortikosteroid dengan lokal anastesi," katanya.

Ia menuturkan melalui tindakan itu diharapkan bisa mengurangi rasa sakit sekitar 50-60 persen bahkan bisa jangka panjang atau permanen.

"Pasien penderita nyeri itu banyak, kita yang di rumah sakit tipe C membuat klinik nyeri intervensi, dengan harapan nanti kalau ketemu yang kasus-kasus susah seperti tulang belakang dan sebagainya bisa dirujuk di RS tipe B atau tipe A yang ada klinik nyerinya," katanya.

Ia menuturkan klinik nyeri di RSUD Wonosobo dibuka bertepatan dengan hari bakti dokter Indoneia maka sekalian dilakukan bakti sosial penanganan nyeri kronis yang diikuti sebanyak 50 pasien nyeri.
Baca juga: Klinik Asiki berhasil tekan angka kematian ibu dan anak di Boven Digoel

Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagyo mengatakan klinik nyeri ini harus dikelola dengan baik untuk melayani masyarakat, apalagi tidak semua rumah sakit mempunyai layanan klinik nyeri.

Ia menyampaikan klinik nyeri ini di eks-Karesidenan Kedu hanya di RSUD Setjonegoro, maka nantinya akan pasiennya bukan hanya dari wilayah Wonosobo, tetapi juga dari luar kabupaten.

"Dulu kalau orang sakit nyeri didiamkan dan kadang efek sampingnya sampai kronis penyakit dalam, sehingga dengan adanya klinik nyeri ini sangat bagus dan tentunya tambah menyehatkan, karena orang kalau sudah nyeri kerja juga tidak bisa, dengan sehat maka akan kerja produktif dan menambah nilai ekonomi, ini perlu diinformasikan sampai pelosok desa, masyarakat bisa langsung periksa," katanya.
Baca juga: Klinik Asiki, upaya Korindo bangun Indonesia dari pinggiran

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019