Magetan (ANTARA) - Tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) datang ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur, untuk mengecek sejumlah lokasi yang mengalami krisis air bersih akibat bencana kekeringan yang diprediksi melanda lebih panjang di tahun 2019.

Kepala Subdit Bantuan Kesehatan dan Air Bersih BNPB, Andria Yuferryzal, Rabu, mengatakan kunjungannya di Kabupaten Magetan selama beberapa hari tersebut bertujuan untuk melakukan asesmen atau proses pengumpulan data ke beberapa desa yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih.

"Selain di Magetan, asesmen BNPB juga dilakukan di beberapa kabupaten di Jawa Timur yang cukup serius alami kekeringan dan krisis air bersih, yakni Kabupaten Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek," ujar Andria Yuferryzal kepada wartawan di Magetan.

Ia menjelaskan asesmen di lapangan tersebut nantinya jadi bahan kajian BNPB dalam merumuskan rekomendasi penanganan bantuan kekeringan kepada kabupaten terdampak.

"Kami mencari kesenjangan yang ada di empat kabupaten tersebut sehingga Jakarta akan memutuskan dalam memberikan bantuan. Setelah asesmen ini ke depannya nanti akan ada solusi dari penanganan bencana kekeringan di daerah rawan tersebut," kata dia.

Baca juga: Sebanyak 8.522 warga Magetan alami krisis air bersih

Baca juga: Kemarau, air Waduk Gonggang Magetan volumenya alami penyusutan


Pihaknya menilai selama ini penangangan krisis air bersih di Magetan cukup baik, sebab juga melibatkan pihak lain atau swasta.

Selain itu, pihaknya juga mendukung upaya BPBD Magetan dan Provinsi Jawa Timur untuk memberikan bantuan air bersih ke sejumlah daerah krisis air di empat wilayah kabupaten tersebut.

Data dari BPBD Magetan mencatat jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di wilayah setempat mencapai 11 ribu jiwa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni, Kecamataan Parang, Lembeyan, dan Karas.

Guna membantu penanganan krisis air bersih, BPBD Kabupaten Magetan dan Jatim terus melakukan pendistribusian air bersih setiap hari, diantaranya di Desa Kediren dan Lembeyan Kecamatan Lembeyan; Desa Trosono, Sayutan, Mategal, dan Pragak di Kecamatan Parang; serta di Desa Kuwon dan Desa Subontoro Kecamatan Karas.*

Baca juga: Petani Magetan beralih pekerjaan menjadi pencari pasir dan batu

Baca juga: Gubernur Khofifah sidak instalasi pengolahan air limbah kulit Magetan

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019