Perempuan yang mengonsumsi sedikit sampai tidak makan ikan sama sekali memiliki risiko masalah jantung hingga 50 persen.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan pentingnya berbagai kalangan masyarakat untuk semakin banyak mengonsumsi ikan yang juga bermanfaat dalam rangka meningkatkan kesehatan jantung.

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengajak masyarakat untuk tidak lupa untuk selalu mengonsumsi ikan karena merupakan makanan rendah kalori, serta berprotein tinggi yang baik untuk otak dan jantung.

Semua manfaat tersebut berasal dari asam omega 3 yang banyak terdapat dalam minyak ikan, contohnya ikan salmon, yang dengan berat empat ons dapat mengandung sekitar 1,5 gram lemak dan dikenal sebagai salah satu ikan pendonor omega 3 tertinggi. Ikan lainnya seperti tuna, sarden, dan halibut juga mengandung kadar omega 3 tinggi.

Di Denmark telah dilakukan penelitian terhadap 49 ribu perempuan. Dari penelitian tersebut, perempuan yang mengonsumsi sedikit sampai tidak makan ikan sama sekali memiliki risiko masalah jantung hingga 50 persen. Penelitian tersebut dimuat dalam jurnal Hypertension dari Asosiasi Jantung Amerika.

Selain itu, ditemukan pula perempuan yang jarang mengonsumsi ikan memiliki risiko penyakit tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang sering mengonsumsi ikan.

Penelitian lain menemukan, makan ikan yang tinggi omega 3 dapat memangkas kadar lemak darah dan berkontribusi terhadap rendahnya risiko penyakit jantung.

Baca juga: KKP berkomitmen kurangi sampah plastik di laut Nusantara

Sebelumnya, KKP mengapresiasi Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) yang terus mendukung pemerintah melalui kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk mencegah stunting.

Sekjen KKP merangkap Plt. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Nilanto Perbowo berpesan kepada Forikan untuk dapat mendukung terwujudnya SDM Unggul untuk Indonesia Maju yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

Program Gemarikan hingga saat ini telah mendapatkan dukungan dari segenap unsur lembaga/instansi pemerintah lintas sektoral, swasta, asosiasi perikanan, dan asosiasi profesi melalui Forikan yang berperan sebagai inspirator, kreator, motivator, dan aktivator Program Gemarikan.

Nilanto memaparkan, semua konsumsi keluarga dimulai dari meja makan, dan ibu rumah tanggalah yang memegang keputusan penting dalam memilih dan mengolah bahan makanan yang akan disajikan sebagai bahan santapan keluarga.

"Saya mengajak kepada ibu-ibu para pengurus Forikan maupun TP PKK gencar mengkampanyekan kepada anggota atau jajarannya untuk terus mengupayakan agar ikan harus tetap ada di meja makan sepanjang masa, sepanjang waktu. Karena ikanlah sebagai sumber protein hewani terbaik untuk pemenuhan gizi keluarga," tegas Nilanto.

Ketua Forikan Nasional, dr. Djoko Maryono, menambahkan bahwa salah satu yang disasar untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah kaum millennial dimana mereka mempunyai karakteristik yang sangat berbeda.

"Untuk makanan kaum milenial konsepnya ready to eat dan untuk penyampaian informasi apapun harus lewat gadget. Untuk menyeimbangkan pengaruh gadget ini kita harus kembali ke budaya kembali meja makan ibu. Meja makan ibu adalah pengarahan gizi, pengarahan psikologi dan edukasi untuk keluarga. Sehingga kemajuan bangsa ini kita mulai dari meja makan ibu," ungkap Djoko.

Djoko juga menyampaikan Forikan yang terbentuk sejak tahun 2006, dalam perkembangannya telah terbentuk Forikan Daerah di 34 Provinsi dan 229 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, bahkan keanggotaan Forikan sudah sampai ke lingkup kecamatan.
Baca juga: Kampanye konsumsi ikan, KKP targetkan 2024 Lombok Barat bebas stunting

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019