Kami selaku penumpang tentu hanya bisa menunggu kapan bisa terbang.
Pontianak (ANTARA) - Penumpang mulai menumpuk di Bandara Internasional Supadio di Kubu Raya, Kalimantan Barat, karena sejak Minggu, pukul 08.00 WIB, tidak ada aktivitas penerbangan baik kedatangan dan keberangkatan di bandara tersebut akibat kabut asap yang menyelimuti wilayah itu.

"Jadwal keberangkatan saya pukul 14.00 WIB. Namun sebelum jam tersebut ada notifikasi diundur sampai jam 16.00 WIB. Namun hingga kini belum ada informasi kapan berangkat," ujar salah satu penumpang Lion Air, Slamet di Bandara Internasional Supadio di Kubu Raya, Minggu.

Ia mengatakan memaklumi kondisi itu karena memang kabut asap yang semakin pekat sehingga mengganggu aktivitas penerbangan.

"Kami selaku penumpang tentu hanya bisa menunggu kapan bisa terbang. Saya mau ke Jakarta," ujar pria yang asal Bengkayang.

Penumpang lainnya, Steven  mengatakan bahwa hanya pasrah, kapan bisa berangkat. "Kami menunggu saja kapan berangkat karena memang saat ini ada kabut asap," jelas dia.

Baca juga: Kabut asap ganggu penerbangan di bandara Kapuas Hulu

Yang terpenting kata dia apa yang terjadi dan perlu menjadi perhatian adalah kebakaran hutan dan lahan.

"Akar masalah ini yang harus diperhatikan. Karhutla harus diatasi sehingga tidak berdampak luas bukan hanya terhadap penerbangan namun juga kesehatan dan lainnya. Intinya kami minta tindak tegas pelaku pembakaran. Saatnya atasi soal ini," harap dia.

Pada pukul 12.30 WIB terdapat 15 penerbangan yang terganggu di Bandara Internasional Supadio. Ada 8 penerbangan dengan status tertunda keberangkatannya, 2 penerbangan dibatalkan, 4 penerbangan untuk kedatangan harus lakukan pengalihan ke bandara terdekat dan 1 penerbangan kedatangan harus kembali ke bandara asal.

Hingga pukul 15.00 WIB belum ada penerbangan baik kedatangan dan keberangkatan. Penumpang masih menunggu jadwal keberangkatan. Pihak bandara saat ini juga telah memberikan masker kepada penumpang karena di area bandara kabut asap juga mulai terasa. Ruang tunggu penumpang juga ditambah.
Baca juga: Jarak pandang di Palangka Raya terbatas karena kabut asap

Pewarta: Dedi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019