Palu (ANTARA) - Lima jamaah haji asal Provinsi Sulawesi Tengah belum kembali ke Tanah Air karena mengalami penundaan pulang dan sedang dirawat di Madinah.

Kanwil Kemenag Sulteng melaporkan bahwa lima jamaah haji yang ditunda kepulangannya ke Sulteng, disebabkan sedang menjalani perawatan medis di Madinah.

Data dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Sulteng mencatat lima jamaah haji yang dirawat ialah, H. Djalalu Bako Saleh asal Kabupaten Toli-toli yang tergabung dalam kloter 11 Embarkasi Balikpapan, di rawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Baca juga: Dua orang haji Sulawesi Tengah wafat di Mekkah

Kemudian H Muhammad Junaid Bin Buhari dari Kabupaten Morowali, tergabung di kloter delapan, juga di rawat di KKHI Madinah. Selanjutnya H Yusuf Sagaf Patalau dari Kabupaten Donggala, yang tergabung di kloter tujuh, masih di rawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) AL Ansor Madinah.

Berikutnya, H Hasra Hairun Tolomia dari Kabupaten Banggai, tergabung di kloter tujuh dirawat di RSAS Al Ansor Madinah.

H Indo Alang Pacidda Parani asal Kabupaten Parigi Moutung, tergabung di kloter 10, saat ini masih di rawat di RSAS King Fahad Madinah.

Plt Kepala Bidang Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulteng, H Muhammad Ramli mengatakan, kloter 11 adalah kloter terakhir Sulteng yang tiba di Kota Palu, Kamis 12 Spetember 2019 dengan jumlah 446 orang.
Baca juga: Sembilan calon haji Sulteng batal berangkat


“Kloter 11 adalah gabungan dari Donggala, Kota Palu, Sigi, Buol dan Tolitoli. Terdiri dari 160 laki-laki dan 281 perempuan. Alhamdulillah secara umum kondisi jamaah dalam keadaan sehat walafiat, meskipun ada sedikit kecapean, namun semangat kembali ke tanah air tentunya meningkat," kata Ramli.

Ia mengungkapkan, terdapat satu jamaah yang tergabung dalam kloter 11, wafat. Jamaah tersebut bernama Jamal Haruna Bin Haruna asal Kota Palu.

Dia berharap, Jamaah haji yang telah kembali ke kampung halamannya masing-masing dapat menjaga etika hajinya, kemudian menjaga ibadah, pergaulan seorang haji.

"Tentunya seorang haji harus lebih bijaksana, dan tutur katanya diharap lebih beradab, karena mereka ini adalah duta atau tokoh di masyarakat," sebut Ramli.
Baca juga: Daftar tunggu haji Sulteng sampai 18 tahun

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019