Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga diberi izin masuk ke TMPN Kalibata setelah upacara pemakaman kenegaraan bagi Presiden Ke-3 RI BJ Habibie selesai pada pukul 15:00 WIB.

"Iya saya mau melihat pemakaman Pak Habibie, ini saya datang dengan anak dan istri," kata Rimba (36) ketika tiba di kawasan pemakaman pada Kamis sore.

Rimba mengaku telah menunggu di depan halaman TMPN Kalibata sejak pukul 12:00 WIB.

Sementara itu, seorang dosen STIE Swadaya bernama Hastuti (52) juga mendatangi TMPN Kalibata untuk memberi penghormatan terakhir kepada BJ Habibie. Ia menanti masuk ke TMPN untuk melihat pusara Habibie sejak pukul 13:00 WIB.

Juga baca: BJ Habibie wafat - Gambaran sosok Habibie di mata putra pertama

Juga baca: Habibie Wafat- Ilham: Habibie teladan untuk terus belajar

Juga baca: Rangkaian upacara pemakaman kenegaraan BJ Habibie

Sementara itu seorang bocah diangkat oleh Paspampres karena khawatir tergencet ketika warga berebut bersalaman dengan Presiden Joko Widodo.

Jokowi saat itu hendak keluar dari kawasan makam setelah upacara pemakaman selesai. Masyarakat yang berebut berjabat tangan dan berswafoto juga ada yang membawa anak kecil. "Iya ini tadi saya coba salaman dengan Pak Jokowi," kata ibu bocah itu, Nurlaela.
 
Anggota Paspampres mengangkat bocah saat warga berdesakan di TMPN Kalibata pada Kamis sore (12/9/2019) usai upacara pemakaman kenegaraan Presiden Ke-3 RI BJ Habibie. ANTARA/Bayu Prasetyo


Ia berterima kasih kepada anggota Paspampres yang sigap mengangkat bocah bernama Arga (6) ketika desak-desakan terjadi.

Nurlaela datang bersama Arga untuk melihat upacara pemakaman kenegaraan Presiden Ke-3 RI BJ Habibie.

Pusara BJ Habibie bertempat di sebelah makam mendiang istrinya, Ibu Ainun Habibie, di slot 120-121.

Sejumlah mantan kepala negara juga hadir pada acara tersebut antara lain Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, tiga mantan wakil presiden, yaitu Try Sutrisno, Hamzah Haz, dan Boediono, dan istri Presiden Ke-4 Abdurahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid. 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019