Makassar (ANTARA) - Kota Pare-pare, Provinsi Sulawesi Selatan menyimpan banyak kenangan terhadap sosok kharismatik Bacharuddin Jusuf Habibie. Pemerintah Kota setempat memberikan penghormatan dengan membangunkannya monumen sebagai kota kelahiran Presiden ke-3 Indonesia itu.

Monumen tersebut dinamai 'Cinta Sejati Habibie-Ainun' berikut bangunan patung, yang keduanya berdiri kokoh di tengah pusat kota setempat, tepatnya di sudut Lapangan Andi Makkasau, Kota Pare-pare.

Patung tersebut dibangun pada tahun 2015 sebagai kado mengenang pernikahan Habibie dengan Ainun yang ke-53 tahun. Bahkan peresmian monumen itu langsung dihadiri BJ Habibie beserta keluarganya.

Baca juga: Habibie, jenius pembuat pesawat itu telah pergi

Baca juga: Habibie wafat, dunia kedirgantaraan nasional kehilangan sosok besar


Selain itu, sosok BJ Habibie telah menjadi salah satu tokoh yang diidolakan masyarakat terkhusus di Kota Parepare. Masyarakat sangat menghormati tokoh bangsa tersebut.

Wali Kota Pare-pare Taufan Pawe, Rabu malam mengatakan pembangunan monumen 'Cinta Sejati Habibie-Ainun untuk mengenang kisah cinta BJ Habibie dan almarhum istrinya.

Tidak sampai di situ, monumen ini diyakini dapat menularkan kisah cinta keduanya kepada generasi muda dan masa akan datang, tentang arti komitmen dan kesetiaan kepada pasangannya.

"Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi kita dengan komitmennya untuk pasangan hidup kita, Patung monumen ini sebagai simbol keabadian cinta dan kasih," papar Taufan.

Sosok BJ Habibie bukan hanya dikenal di Indonesia, tapi pengaruhnya banyak dikenang dan diingat masyarakat dunia. Hal itu, karena kecerdasan dan kepintarannya diakui dunia bahkan saat menjabat sebagai presiden orang sangat menghargai juga menghormatinya.

"Sebagai masyarakat Pare-pare khususnya, seluruh bangsa Indonesia secara umum mari kita sama sama berdoa agar perjalan bapak BJ Habibie dimudahkan serta dilapangkan dan diberikan tempat yang layak disisi Allah SWT," ucapnya.

Almarhum BJ Habibie lahir di Kota Pare-pare pada 25 Juni 1936 dengan meninggalkan dua orang anak Ilham Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Istrinya Ainun Besari, lebih dulu meninggal pada tahun 2010 di usia 72 tahun. Rencananya almarhum akan dikebumikan di samping makam istrinya.

Sebelumnya, almarhum berjuang melawan sakitnya saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta. BJ Habibie mengembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 18.05 WIB.

Atas kepulangan Presiden ketiga RI itu, Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara telah mengeluarkan surat B-1010/M.Sesneg/Set/TU.00/09/2019 perihal Pengibaran Bendera Negara Setengah Tiang dan Hari Berkabung Nasional. Terbitnya surat itu, untuk memberikan penghormatan kepada putra terbaik bangsa,  Bacharuddin Jusuf Habibie.

Baca juga: Anwar Ibrahim anggap BJ Habibie sebagai keluarga
 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019