Ada yang membuat itu kosong, sehingga kapal-kapal tol laut yang kembali ke Jawa tidak membawa barang-barang.
Kupang (ANTARA) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa ada pihak yang memanfaatkan kapal tol laut sehingga banyak kapal tol laut yang pulang tanpa membawa hasil dari daerah yang disinggahi.

"Ada yang membuat itu kosong, sehingga kapal-kapal tol laut yang kembali ke Jawa tidak membawa barang-barang," katanya kepada wartawan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat.

Mendag melakukan kunjungan kerja ke pelabuhan Tenau Kupang untuk mencari tahu soal proses bongkar muat di pelabuhan itu serta keluhan sejumlah pihak terkait banyak kapal tol laut yang kembali ke Jawa dengan tidak membawa barang.

Baca juga: Mendag dorong NTT jadi sentra garam dan daging nasional

Menurut Mendag, beberapa daerah di Indonesia sering terjadi seperti itu, namun jika dibandingkan, NTT masih lebih baik karena ada beberapa komoditas yang dibawa kembali ke Jawa saat kapal tol laut kembali.

"Di sini masih lebih baik, ada daerah seperti Bali itu kosong. Nah kekosongan itu hanya bisa diisi oleh perusahaan tertentu atau orang-orang tertentu yang memiliki barang," tutur dia.

Menurut Lukita, pihaknya akan menyelidiki hal tersebut karena mekanismenya tak seperti yang terjadi di Bali contohnya.

Lukita mengatakan bahwa pihaknya masih koordinasi untuk menangani hal tersebut dan akan menyelesaikan masalah itu jika ditemukan.

Baca juga: Mendag telusuri penyebab harga bawang putih di Kupang tinggi

"Kami akan selesaikan itu. Kami sedang berkoordinasi. Orang-orang itu bukan mafia, tetapi tidak jauh berbeda dengan mafia. Sebelas dua belaslah sifatnya," tutur Lukita.

Kedatangan Mendag ke NTT  adalah dalam rangka meninjau harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional.

Dalam kunjungan kerja itu, Mendag didampingi oleh Gubernur NTT Viktor B Laiskodat dan sejumlah pihak yang berkaitan dengan stabilitas harga kebutuhan pokok di NTT.
Baca juga: DPD puji Presiden Jokowi prioritaskan bangun tol laut

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019