Indonesia menempati peringkat dua di dunia sebagai penyumbang sampah terbesar
Makassar (ANTARA) - Sekitar dua ribuan peserta dari TNI, Polri, instansi terkait serta organisasi masyarakat lainnya melaksanakan Gerakan Bersih Pantai dan Laut di Pantai Tanjung Bunga Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu,

Kapolda Sulsel Irjen Pol Hamidin bersama istri dan pejabat utama lainnya  memimpin langsung kegiatan bersih pantai yang awalnya  digulirkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada 2018 itu.

"Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita semua dalam menjaga lingkungan dan ekosistem. Gerakan bersih pantai ini harus digelorakan  agar ada kesadaran warga dalam menjaga laut maupun lingkungan," kata kapolda pada kegiatan bertema "Gerakan Menghadap Laut 2.0" itu.

Dalam kegiatan itu Polda Sulsel bertindak sebagai penanggung jawab dan penyelenggara dengan didukung langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BBKIPM).

Kepala BBKIPM Makassar Sitti Chadijah mengatakan, kegiatan itu berdasarkan data yang dikeluarkan pada forum ekonomi dunia (World Economic Forum) 2016 yang menyatakan dari seluruh plastik yang dihasilkan di dunia, hanya dua persen yang didaur ulang secara efektif.

Sedangkan 14 persen lainnya sekadar didaur ulang, 14 persen dibakar, 40 persen menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan 32 persen lainnya mengotori lingkungan termasuk yang banyak berserakan di laut.

Baca juga: Puteri Indonesia kampanyekan pengurangan plastik


"Berdasarkan data itu, Indonesia menempati peringkat dua di dunia sebagai penyumbang sampah terbesar. Apabila ini tidak ditanggulangi, maka diprediksi tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di laut dibandingkan ikannya," katanya.

Menurut Sitti, data yang dikeluarkan oleh World Economic Forum juga bersesuaian dengan hasil riset yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Hasil riset tersebut menemukan bahwa sepertiga sampel ikan yang ditangkap di daerah timur Indonesia mengandung mikroplastik. Bahkan mikroplastik telah terkandung dalam hampir semua air keran di seluruh dunia.

"Bagaimana kita akan menuju komitmen Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di laut tahun 2025 kalau kita tidak memulainya. Dari sekarang   bersihkan wilayah pantai kita," terangnya.

Karenanya, lanjut Sitti, melalui program yang digulirkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu, pihaknya mengimbau kepada semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama pandu laut menghadap ke laut.


Baca juga: Menteri Kelautan imbau perusahaan plastik beralih produksi daur ulang
Baca juga: Bayi duyung di Thailand mati karena tersumbat sampah plastik
 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019