Samarinda (ANTARA News) - Persiapan Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII-2008 tampaknya terus menghadapi masalah, setelah tiga asrama atlet di Kutai Kartanegara pada Kamis (8/5) roboh. Tiga bangunan untuk asrama atlet PON di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis pada pukul 15:15 Wita roboh tanpa diketahui penyebabnya. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi,--para pekerja-- disebutkan bahwa tiga bangunan itu mendadak roboh, dimulai dari bangunan nomor empat yang kemudian menimpa nomor lima dan enam. Saat robohnya bangunan berukuran 14 x 36 meter tersebut, tidak ada pekerja yang berada di dekat lokasi sehingga tidak ada korban jiwa. Runtuhnya bangunan yang disiapkan untuk atlet yang berlaga di Tenggarong (Kutai Kartanegara) sebagai salah satu kota penyelenggara PON, diperkirakan akan mempengaruhi kesiapan daerah itu, mengingat event itu hanya tinggal dua bulan, yakni pada 6-17 Juli 2008. Sejumlah pertugas keamanan tampak mengawasi lokasi kejadian dengan ketat sehingga tidak sembarang orang termasuk wartawan bisa masuk ke tempat runtuhnya bangunan itu. Total proyek pembangunan kompleks asrama atlet PON itu sekitar Rp20 miliar lebih, terdiri dari 10 bangunan asrama, 10 bangunan bungalow, masing-masing satu untuk pendopo, rumah makan dan gardu ground tank atau tangki penampungan air dalam tanah. "Kami belum tahu tentang penyebab robohnya tiga bangunan itu, saya juga baru mendapat khabar. Memang kewenangan pembangunan berada dalam tanggung jawab dan pengawasan Sub PB (Panitia Besar) PON Kutai Kartanegara," kata Koordinator Humas PB PON Kaltim, Jauhar Effendi yang dikonfirmasikan. Namun, ia menjelaskan, ada jaminan dari pihak Sub PB PON Kukar akan menyelesaikan pembangunan asrama itu sebelum Pekan Olahraga Nasional pertama di wilayah Kalimantan itu dilaksanakan. Sebelum kejadian itu, pilar Jembatah Mahakam Hulu yang diharapkan mampu mendukung kelancaran transportasi darat antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang bergeser 22,5 Cm akibat ditabrak truk pronton membawa batu bara. Meskipun perusahaan sudah memberikan ganti rugi Rp20 miliar namun diragukan perbaikannya bisa cepat sebelum PON. PB PON melakukan alternatif, yakni menyediakan 30 kapal penyeberangan serta melakukan sentralisasi tempat tinggal untuk atlet di Samarinda Seberang dengan memanfaatkan asrama SMU Plus tersedia 1.000 tempat tidur serta tersedia tiga kawasan pemukiman untuk atlet sebelum dikomersilkan setelah PON. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008