Nias (ANTARA) - Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bawalato, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, terpaksa belajar di lantai karena kursi dan meja tempat belajar tidak ada.

"Ruangan kelas yang tidak ada meja dan kursi adalah kelas VII A sampai kelas VII F," kata bendahara komite SMP Negeri 1 Bawalato, Elisafa Telaumbanua, Jumat.

Sedangkan kelas VIII dan kelas IX menurut dia hanya mengalami kekurangan meja dan kursi, sehingga siswa digabung tiga sampai empat siswa setiap meja.

"Kurangnya meja dan kursi di SMP Negeri 1 Bawalato telah kita laporkan kepada Pemkab Nias, tetapi hingga saat ini belum ada respon," terangnya.

Menurut Elisafa Telaumbanua, ruang kelas yang mengalami kekurangan meja dan kursi di SMP Negeri 1 Bawalato ada sebanyak 18 ruangan.

"Untuk membantu sekolah, komite telah melakukan musyawarah bersama orang tua dan melakukan penggalangan dana untuk pembelian kursi dan meja," ucapnya.

Karena jumlah dana yang terkumpul dari bantuan orang tua siswa yang sebagian besar petani masih kurang, komite berupaya menghubungi masyarakat yang tergerak hatinya untuk membantu.

"Saat ini sudah ada beberapa dermawan yang mau membantu menyumbang kursi plastik," ujarnya.

Dia juga tetap berharap Pemerintah Kabupaten Nias peduli terhadap apa yang kini dialami siswa SMP Negeri 1 Bawalato, mengingat sudah lima tahun tidak ada pembangunan di sekolah tersebut apalagi penambahan meja kursi.

Sehingga kursi dan meja di SMP Negeri 1 Bawalato sebagian besar telah rusak karena termakan usia dan patah, juga beberapa ruangan sudah mulai rusak dan tidak layak sebagai tempat belajar.

Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bawalato O,ozu Telaumbanua yang dihubungi melalui telepon seluler membenarkan jika ada ruang belajar di Smp Negeri 1 Bawalato yang tidak ada meja dan kursi.

"Memang benar ada enam ruang belajar yang tidak ada kursi dan meja, sehingga siswa terpaksa belajar di lantai," katanya.

Ia juga menyampaikan karena tidak ada meja dan kursi di beberapa kelas, kegiatan belajar mengajar terganggu.

"Meja dan kursi sebagian besar rusak dan patah karena termakan usia. Kita setiap bulan telah mengajukan kepada Pemkab Nias melalui dimas terkait, tetapi belum ada respon," katanya.




 

Pewarta: Juraidi dan Irwanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019