Banjarmasin (ANTARA) - DPRD Kota Banjarmasin menyoroti ketidakwajaran harga masker hingga mencapai Rp10 ribu per unit akibat hebohnya virus Corona atau Covid-19 yang mulai ada kasusnya di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin H Bambang Yanto di gedung dewan kota, Rabu, menyebutkan, banyak laporan masyarakat bahwa masker sulit dicari belakang ini, jika adapun harganya mencapai Rp10 ribu per unit.
"Jangan dipermainkan harga masker, karena di kala heboh seperti ini harganya malah ikut naik. Nantinya masyarakat malah bingung," ujarnya.
Dia pun meminta pemerintah daerah melalui instansi terkait terjun ke lapangan terkait mahalnya harga masker ini.
"Untuk menindak harga masker yang tak wajar. Instansi terkait bisa membentuk tim dengan melibatkan aparat kepolisian," kata politisi Demokrat tersebut.
Untuk masyarakat jangan panik hingga harus bersikeras mencari masker, karena di daerah ini tidak ada yang tertular virus Convid-19.
Karena menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), penggunaan masker tersebut hanya untuk orang sakit.
"Kalau bisa yang sehat jangan ikut-ikutan beli dan gunakan masker," ujarnya.
Apalagi, epidemi virus Corona hanya berkembang di empat musim, bukan di iklim tropis seperti di Indonesia.
"Jadi jangan kaget, santai saja karena sudah disikapi keras pemerintah. Contohnya ketika heboh flu babi dan flu burung, di Indonesia, apalagi Banjarmasin tidak begitu banyak ada suspect," jelasnya.
Walau begitu, ia mengimbau, warga tetap menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi, serta menjaga stamina dengan rajin berolahraga.
"Jika kita sehat, kemungkinan kecil terjangkit," imbuhnya.
Selain itu, Bambang meminta, pemerintah aktif mensosialisasikan terkait virus Comvid-19 dan membentuk Posko bersama dalam menerima laporan dugaan terjangkit dari China tersebut.
DPRD Kota Banjarmasin soroti ketidakwajaran harga masker
Kamis, 5 Maret 2020 7:54 WIB
Jangan dipermainkan harga masker, karena di kala heboh seperti ini harganya malah ikut naik. Nantinya masyarakat malah bingung